Inflasi AS Masih Tinggi, The Fed Diperkirakan Tetap Naikkan Suku Bunga Acuan 0,75 Persen Pekan Depan
Sebaliknya, sejumlah pejabat The Fed condong pada arah kenaikan suku bunga acuan yang lebih kecil pada Desember 2022, seiring membaiknya kinerja perusahaan yang mendongkrak Price Domestik Bruto (PDB). Mereka mengusulkan The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Desember 2022, dan mempertahankannya hingga kuartal I 2023.
Meski demikian, analis melihat pelaku pasar terlampau meremehkan pengetatan yang dilakukan The Fed. Inflasi AS yang masih tinggi secara bulan per bulan (MoM) akan membuat The Fed tetap menaikkan suku bunga secara agresif hingga level yang ditargetkan di kisaran 4,6 persen.
"Inflasi masih berjalan terlalu panas. Angka bulan-ke-bulan tetap tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa The Fed harus terus menaikkan suku bunga dan mengetatkan mungkin lebih lama dari apa yang diharapkan pelaku pasar saat ini," kata Oliver Pursche, wakil presiden senior di Wealthspire Advisors, seperti dikutip Reuters, Sabtu (29/12/2022).
Menurut dia, salah satu indikator yang mempengaruhi The Fed untuk tetap menaikkan suku bunga acuan guna mengendalikan inflasi adalah harga pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditures atau PCE).
Data indeks harga PCE terbaru tidak banyak mendorong harapan bank sentral terkait meredanya lonjakan inflasi.
Indeks harga PCE AS naik 0,5 persen pada September 2022, menyamai kenaikan di Agustus 2022. Angka tersebut meningkat menjadi 5,1 persen (YoY) pada September 2022, dari 4,9 persen (YoY) di Agustus 2022.
PCE merupakan salah satu tolok ukuran The Fed dalam menentukan arah suku bunga, karena melacak kemajuan dalam mengurangi inflasi ke target 2 persen.
Pada Jumat (28/10/2022), Departemen Perdagangan AS melaporkan tekanan inflasi dasar tetap tinggi di September 2022, meski ada tanda-tanda perlambatan.
Editor: Jeanny Aipassa