Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Wow! Nilai Transaksi BI-FAST Tembus Rp25.000 Triliun sejak Diluncurkan 
Advertisement . Scroll to see content

Kuartal I-2021, Utang Luar Negeri Turun 0,14 Persen

Jumat, 21 Mei 2021 - 13:43:00 WIB
Kuartal I-2021, Utang Luar Negeri Turun 0,14 Persen
Direktur Eksekutif Komunikasi BI, Erwin Haryono
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) menyatakan utang luar negeri Indonesia pada kuartal I-2021 tercatat sebesar 415,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS), turun 0,14 persen dari 417,5 miliar dolar AS pada kuartal IV-2020. 

Namun secara tahunan, utang luar negeri kuartal I-2021 tumbuh 7,0 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal I-2020 sebesar 3,5 persen (yoy).

"Perkembangan berkurangnya utang luar negeri Indonesia didorong oleh penurunan posisi utang luar negeri pemerintah," ujar Direktur Eksekutif Komunikasi BI, Erwin Haryono, di Jakarta, Jumat (21/5/2021). 

Menurut dia, per Maret 2021, posisi utang luar negeri Pemerintah mencapai 203,4 miliar dolar AS atau lebih rendah 1,4 persen (qtq) dibandingkan dengan posisi pada Desember 2020. 

Penurunan tersebut antara lain karena pelunasan atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2021, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral. 

Erwin mengungkapkan, secara tahunan, utang luar negeri pemerintah pada kuartal I-2021 tumbuh 12,4 persen, lebih tinggi dibandingkan 3,3 persen pada kuartal I-2020. Hal ini didukung kepercayaan investor asing yang tetap terjaga, sehingga mendorong aliran masuk modal di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik. 

"Selain melalui SBN, pemerintah juga melakukan penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri, baik dari bilateral, multilateral, maupun komersial, dalam upaya mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional," ujar Erwin. 

Dia menjelaskan, utang luar negeri pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,7 persen dari total utang luar negeri pemerintah). 

Selanjutnya, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,1 persen), sektor jasa pendidikan (16,2 persen), sektor konstruksi (15,3 persen), dan sektor keuangan dan asuransi (12,9 persen). 

"Posisi utang luar negeri pemerintah pada kuartal I-2021 relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruhnya merupakan utang  dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total utang luar negeri Pemerintah," kata Erwin.

Sedangkan utang luar negeri swasta mencatat pertumbuhan tahunan yang melambat. Pertumbuhan utang luar negeri swasta kuartal I-2021 tercatat 2,3 persen, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal I-2020 sebesar 3,8 persen (yoy). 

Hal ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan utang luar negeri perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 5,2 persen, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,6 persen (yoy). 

Selain itu, pertumbuhan utang luar negeri lembaga keuangan juga terkontraksi semakin dalam menjadi kontraksi 7,1 persen (yoy) dari kontraksi 5,7 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya. 

Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada kuartal I-2021 mencapai sebesar 209,4 miliar dolar AS, atau sedikit lebih tinggi 0,6 persen dibandingkan kuartal IV-2020. 

Berdasarkan sektornya, utang luar negeri swasta terbesar dengan pangsa mencapai 77,4 persen dari total utang luar negeri swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan. 

Utang luar negeri tersebut masih didominasi oleh utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 78,2 persen terhadap total utang luar negeri swasta.

Erwin menguturkan, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Pada kuartal I-2021 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 39,1 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 39,4 persen. Selain itu, utang luar negeri Indonesia juga didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 89,0 persen. 

"Dalam rangka menjaga agar struktur utang luar negeri tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan utang luar negeri, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran utang luar negeri juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," kata Erwin.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut