Laba Bersih Bank Mandiri Kuartal I 2022 Melesat 70 Persen Jadi Rp10 Triliun
 
                 
                Pertumbuhan kredit tersebut juga selaras dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri yang menembus Rp1.269,0 triliun atau tumbuh 7,42 persen yoy. Pertumbuhan DPK utamanya ditopang digitalisasi lewat Livin’ by Mandiri yang meningkatkan dana murah atau current account and saving account (CASA) bank only yang tumbuh 10,93 persen yoy menjadi Rp748,6 triliun dengan rasio CASA mencapai 75,0 persen, jauh di atas rata-rata industri perbankan.
Realisasi ini berhasil mendorong pertumbuhan aset Bank Mandiri di akhir kuartal pertama 2022 menjadi Rp1.734,1 triliun. Tumbuh sebesar 9,47 persen secara tahunan.
Darmawan menuturkan, pertumbuhan kredit Bank Mandiri telah merata di berbagai segmen. Segmen wholesale yang menjadi core competence Bank Mandiri mampu tumbuh 7 persen secara yoy atau mencapai Rp549,8 triliun di akhir Maret 2022.
Di samping itu, berkat implementasi bisnis ke arah digital, pertumbuhan kredit ritel Bank Mandiri juga mampu menorehkan pencapaian positif.
Tercatat hingga kuartal I 2022, total kredit ritel Bank Mandiri mencapai Rp292,5 triliun, tumbuh 10,37 persen secara yoy. Ini terutama didorong oleh segmen mikro produktif yang tumbuh 19,69 persen dan SME yang tumbuh 10,97 persen secara yoy.
Pencapaian segmen Mikro terutama ditopang oleh penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) Bank Mandiri sebesar Rp10,49 triliun per Maret 2022. Realisasi tersebut setara dengan 26,2 persen dari total plafon KUR yang ditugaskan oleh pemerintah, yakni sebesar Rp40 triliun sepanjang tahun ini.
"Dalam mendorong ekspansi kredit, Bank Mandiri senantiasa memprioritaskan prinsip kehati-hatian. Hasilnya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kami terus membaik. NPL gross secara konsolidasi mampu dijaga pada level rendah 2,66 persen per Maret 2022, menurun 49 basis poin (bps) dari posisi yang sama tahun sebelumnya," tutur Darmawan.
Editor: Jujuk Ernawati