Nilai Aset BPJS Tumbuh Double Digit pada Semester I 2023
JAKARTA, iNews.id - Nilai aset Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengalami peningkatan hingga double digit di semester I 2023. Aset tersebut baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Aman Santosa menjelaskan, per Juli 2023, nilai total aset BPJS Kesehatan mencapai Rp118,25 triliun, naik 14,73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Untuk BPJS Ketenagakerjaan, nilai asetnya mencapai Rp704,67 triliun, atau tumbuh sebesar 12,72 persen," ujar Aman dalam keterangannya, Kamis (12/10/2023).
Sementara itu, dana pensiun juga tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 6,74 persen (yoy) dengan nilai aset sebesar Rp361,01 triliun.
Pada perusahaan penjaminan, nominal imbal jasa penjaminan di Agustus 2023 tercatat naik menjadi Rp5,16 triliun (Juli 2023 Rp4,65 triliun), dengan nilai aset mencapai Rp44,66 triliun (Juli 2023 Rp44,64 triliun).
Pada sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP), akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari sampai dengan Agustus 2023 mencapai Rp203,42 triliun, atau terkontraksi 1,20 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (Agustus 2022 2,10 persen).
Aman menyampaikan, pertumbuhan akumulasi premi asuransi jiwa membaik. Namun masih terkontraksi sebesar 6,58 persen yoy dengan nilai sebesar Rp118,30 triliun per Agustus 2023, didorong oleh normalisasi kinerja pendapatan premi pada lini usaha Produk Asuransi yang Dikaitkan Dengan Investasi (PAYDI).
"Di sisi lain, akumulasi premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh positif 7,38 persen (yoy) (Agustus 2022 17,77 persen), menjadi Rp85,13 triliun," ucapnya.
Secara umum permodalan di industri asuransi terjaga, dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan Risk Based Capital (RBC) yang di atas threshold masing-masing sebesar 452,31 persen dan 310,63 persen (Juli 2023 460,32 persen dan 311,53 persen), jauh di atas threshold sebesar 120 persen.
Editor: Aditya Pratama