Nilai Ekonomi Digital RI Rp634 Triliun, Kalahkan Singapura

JAKARTA, iNews.id - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mendorong supaya industri keuangan di Indonesia terus melakukan transformasi digital dan persaingan tidak hanya terjadi di dalam negeri, namun juga dengan pemain regional maupun global. Kendati demikian, jumlah penduduk Indonesia yang besar memberi keuntungan terhadap potensi ekonomi digital.
Menurut data OJK, dengan jumlah penduduk 272 juta jiwa, penetrasi internet di Indonesia mencapai 55 persen dari populasi atau 150 juta penduduk.
"Penetrasi internet di Indonesia sangat besar 55 persen dari populasi atau 150 juta penduduk," kata Wimboh dalam diskusi virtual, Jumat (27/8/2021).
Dia menuturkan, 50 persen dari produk domestik bruto (PDB) ASEAN berasal dari Indonesia dengan nilai 1,05 triliun dolar AS. Jumlah itu lebih besar dari Singapura senilai 345 miliar dolar AS atau 10 persen dari PDB ASEAN dan Thailand sebesar 502 miliar dolar AS atau 15 persen dari PDB ASEAN.
"Jadi Indonesia adalah market yang sangat besar dan kalau kita lihat nilai digital ekonomi Indonesia mencapai 44 miliar dolar AS (Rp634,4 triliun) atau 42 persen dari total digital ekonomi ASEAN, Singapura hanya 9 miliar dolar AS atau 8 persen dan Thailand 18 miliar dolar AS atau 17 persen. Sehingga Indonesia adalah big market tentang ekonomi digital ini," tuturnya.
Menurut Wimboh, OJK telah memiliki rencana induk (masterplan) untuk mendigitalisasi sektor jasa keuangan, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan digitalisasi ekonomi nasional. Digitalisasi, kata dia, akan mempermudah dan memberikan pelayanan yang lebih baik, murah, cepat, serta dapat menjangkau kawasan yang lebih jauh.
Dia mengungkapkan berbagai jasa keuangan berbasis digital atau fintech terus tumbuh dan berkembang. Salah satunya, yang saat ini yang marak adalah jasa peminjaman melalui fintech peer to peer (P2P) lending atau fintech lending.
Editor: Jujuk Ernawati