Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Imbal Hasil Obligasi AS Merosot, Emas Berjangka Melonjak
Advertisement . Scroll to see content

Obligasi Indonesia Tertekan Oleh Melonjaknya Inflasi AS

Senin, 19 April 2021 - 12:28:00 WIB
Obligasi Indonesia Tertekan Oleh Melonjaknya Inflasi AS
ilustrasi obligasi
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Mayoritas harga surat utang (obligasi) Indonesia dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan pelemahan harga. Hal itu, dipicu kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), yang membiarkan inflasi meninggi tanpa mengubah kebijakan akomodatif.

Ekonom PT Pefindo Ahmad Nasrudin mengatakan bahwa beberapa minggu terakhir, obligasi Indonesia mengalami tekanan. "Ini lebih ke sentimen, terutama di pricing. Karena kalau kita lihat, yield US Treasury juga meningkat drastis untuk yang tenor 10 tahun, karena mereka mengantisipasi lonjakan inflasi," ujarnya, dalam IDX Channel Live Market Review, di Jakarta, Senin(19/4/2021). 

Menurut dia, tekanan juga dipicu oleh yield obligasi di negara-negara berkembang juga mengalami kenaikan. Selain itu, tren ekonomi China yang sangat membaik juga membuat negara tersebut menjadi tujuan investasi negara-negara berkembang. 

"Ekonomi yang tinggi, ekspektasi level perusahaan-perusahaan China juga tinggi, begitu pula labanya akan naik tajam. Jadi prospektif untuk diisi ekuitasnya," tambah Ahmad. 

Dari sisi pasar fixed income, Ahmad menilai, Indonesia masih cukup atraktif. Ini lebih mengarah ke bobot alokasi investasi terkait sentimen dari China.

"Kalau kita lihat, dampaknya (China) terhadap obligasi Indonesia belum terlalu signifikan. Sentimennya lebih tajam ke AS," kata Ahmad.

Dia menuturkan, pasar AS masih menjadi benchmark pasar obligasi, sehingga kalau yield-nya naik, otomatis yield Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya mengikuti.

"Memang di AS kenaikan inflasinya cukup tajam, bulan Maret itu sekitar 2,6%. Sedangkan yieldnya masih di sekitar 1,6%-an. Kalau kita lihat nilai riil yieldnya minus sekitar 1%, artinya kalau mereka investasi di obligasi, ya daya peluang mereka turun," ujar Ahmad.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut