Rupiah Diproyeksi Lanjutkan Tren Pelemahan di 2025, Ini Alasannya
Keputusan di masa depan akan sangat bergantung pada volatilitas Rupiah. Rully memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga kebijakan sebesar 50 basis poin tahun ini menjadi 5,5 persen.
Rully menjelaskan, dolar AS melonjak dan imbal hasil UST meningkat setelah The Fed memberi sinyal pemangkasan suku bunga di tahun 2025. Menanggapi keputusan The Fed dan sinyalnya mengenai arah kebijakan moneter di tahun 2025, pasar bereaksi negatif.
Adapun, indeks dolar AS melonjak, melampaui level 108 untuk pertama kalinya sejak September 2022. Imbal hasil obligasi AS juga meningkat, dengan imbal hasil 2 tahun dan 10 tahun masing-masing naik 11 bps dan 11,5 bps menjadi 4,35 persen dan 4,51 persen. Hal tersebut didorong oleh meningkatnya ketidakpastian mengenai arah kebijakan moneter AS.
Rully mengatakan, kontributor terbesar dari ketidakpastian ini adalah potensi dampak dari kebijakan ekonomi Donald Trump yang akan datang terhadap prospek inflasi AS di masa depan.
“Kami percaya bahwa hal ini akan terus memberikan dampak yang besar terhadap pasar global dalam jangka pendek hingga menengah termasuk pasar Indonesia,” tuturnya.
Editor: Aditya Pratama