Rupiah Kembali Tertekan Dolar AS, Ini Penyebabnya
JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan hari ini. Rupiah ditutup melemah 45 poin sehingga terparkir di level Rp14.525.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, salah satu persoalan yang membayangi negara-negara saat pandemi Covid-19 adalah negara maju seperti AS yang menggelontorkan dana stimulus tak terbatas. "dari 1,9 triliun dolar AS sampai ada rencana terbaru 3 sampai 4 triliun dolar AS untuk Infrastruktur, yang mengakibatkan ekonomi AS membaik lebih cepat dari ekspektasi para analis," katanya dalam riset hariannya, Rabu (31/3/2021)
Dengan membaiknya ekonomi AS, berdampak terhadap naiknya inflasi dan yield obligasi AS tenor 10 tahun. Hal itu tentunya berpengaruh terhadap perekonomian negara-negara berkembang salah satunya Indonesia.
Dia mengatakan, Bank Indonesia (BI) sampai saat ini terus membantu dan mengendalikan gejolak mata uang rupiah akibat pandemi Covid-19. Dengan strategi bauran ekonomi, bisa mengendalikan gejolak pertumbuhan dan stagnasi ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi kembali membaik walaupun tidak seperti yang diharapkan.
"Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pemangku abdi negara agar bisa berfikir secara logis dan mencari solusi agar masalah pandemi covid-19 bisa terselesaikan dengan memvaksinasi keseluruhan masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, hal tersebut juga dipengaruhi tingginya permintaan valas korporasi. Jelang akhir kuartal, kebutuhan valuta asing (valas) memang tinggi karena ada kewajiban pembayaran dividen, utang jatuh tempo, dan sebagainya.
"Rupiah jadi banyak dilepas untuk ditukar dengan valas, utamanya dolar AS. Faktor musiman ini yang membuat rupiah melemah," ujarnya.
Sedangkan untuk perdagangan Kamis (1/4/2021), dia memprediksi mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.530-Rp14.590.
Editor: Ranto Rajagukguk