Rupiah Sore Menguat 1,57 Persen ke Rp15.630 per Dolar AS
JAKARTA, iNews.id - Kurs rupiah di pasar spot terus mencatatkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), pada akhir perdagangan, Senin (13/4/2020). Mata uang Garuda saat ini berada di level psikologis Rp15.600 per dolar AS.
Data Bloomberg menunjukkan, rupiah terapresiasii 250 poin atau 1,57 persen menjadi Rp15.630 per dolar AS dari posisi pekan kemarin Rp15.880 per dolar AS. Laju pergerakan harian rupiah tercatat Rp15.630-15.812 per dolar AS dengan level pembukaan di Rp15.800 per dolar AS.
Business Insider mencatat, rupiah menguat 171 poin atau 1,08 persen menjadi Rp15.630 per dolar AS dari sesi terakhir sebelumnya Rp15.801 per dolar AS. Saat dibuka, rupiah diperdagangkan di Rp15.801 per dolar AS dengan rentang pergerakan harian Rp15.630-15.836 per dolar AS.
Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menguat 401 poin menjadi Rp15.840 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.241 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan, nilai tukar rupiah sore menguat didukung sentimen positif dari dalam negeri. Dia mengatakan walau cadangan devisa nasional pada akhir Maret 2020 sebesar 121 miliar dolar AS, turun 9,4 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya, dari dalam negeri ada sentimen positif dari otoritas moneter Tanah Air.
"Bank Indonesia menyepakati kerja sama repurchase agreement (repo) line dengan bank sentral AS The Fed. Bank Sentral AS nantinya akan menyiapkan stok dolar hingga 60 miliar dolar AS jika BI membutuhkan," ujar Ibrahim.
Bank Indonesia yang akan mengumumkan suku bunga pada Selasa (14/4/2020) besok juga bisa menjadi penggerak pasar keuangan dalam negeri. Rupiah bergerak lebih stabil belakangan ini, bahkan menguat tajam pada pekan lalu.
"Hal tersebut tentunya membuka peluang BI untuk kembali menurunkan suku bunga, dan bisa disambut positif oleh pelaku pasar," kata Ibrahim.
Dari eksternal, pasar sepertinya masih akan merespons detil stimulus yang diumumkan The Fed pada akhir pekan lalu. The Fed mengumumkan salah satu stimulusnya berupa pinjaman lunak ke dunia usaha senilai 2,3 triliun dolar AS.
Program tersebut diberikan kepada perusahaan dengan jumlah tenaga kerja hingga 10.000 orang dan pendapatan kurang dari 2,5 miliar dolar AS pada 2019 lalu. Pembayaran pokok dan bunga pinjaman tersebut akan ditangguhkan selama satu tahun.
Selain The Fed, Uni Eropa juga mengucurkan stimulus senilai 500 miliar Euro guna membantu perekonomian negara-negara anggota Zona Eropa yang tertekan akibat pandemi Covid-19.
Editor: Ranto Rajagukguk