Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Realisasi Penerimaan Pajak Tembus Rp1.459 Triliun, 70,2 Persen dari Target
Advertisement . Scroll to see content

Tambal Defisit BPJS Kesehatan, Dana Talangan Rp4,9 T Cair Pekan Depan

Jumat, 21 September 2018 - 21:39:00 WIB
Tambal Defisit BPJS Kesehatan, Dana Talangan Rp4,9 T Cair Pekan Depan
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Pemerintah menyiapkan dana cadangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 untuk menambal defisit keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Keseahatan.

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menuturkan, dana ini rencananya cair Senin, pekan depan. Itu artinya, isu yang mengemuka bahwa dana tersebut akan cair pekan ini tidaklah tepat.

"Enggak (hari ini), insya Allah Senin," katanya di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (21/9/2018).

Mardiasmo menambahkan, penyalurannya dana tidak dilakukan secara bertahap, namun langsung dicairkan sebesar Rp4,9 triliun. "Iya (nggak bertahap)," ucapnya.

Hasil audit Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menemukan defisit BPJS Kesehatan mencapai Rp16,58 triliun. Jumlah tersebut meliputi defisit arus kas rencana kerja anggaran tahunan 2018 sebesar Rp12,1 triliun dan carry over 2017 sebesar Rp4,4 triliun.

Dana talangan sebesar hampir Rp5 triliun itu diperkirakan hanya memperpanjang napas BPJS Kesehatan hingga akhir tahun. Meski begitu, pemerintah juga mencari alternatif pembiayaan untuk menutup defisit keuangan BPJS Kesehatan.

Upaya itu salah satunya dengan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) baru soal pemanfaatan cukai rokok dari daerah. Presiden Joko Widodo sudah menandatangani Perpres tersebut beberapa waktu lalu.

"Perpres terkait itu memang sudah kita keluarkan," ujar Presiden di Istana Negara,

Dalam Perpres itu, kata Presiden, 50 persen penerimaan dari cukai rokok harus digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan. Hal itu sesuai amanat undang-undang. Menurut Presiden, defisit BPJS Kesehatan yang tahun ini diperkirakan lebih dari Rp16 triliun harus ditutup karena berkaitan dengan pelayanan masyarakat.

"Itu yang menerima juga daerah kok untuk pelayanan kesehatan di daerah. Kan bukan pelayanan di pusat. Itu pun sudah melalui persetujuan daerah," ucapnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu telah memerintahkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk memeriksa kondisi keuangan BPJS Kesehatan. Selain itu, manajemen BPJS Kesehatan juga diminta untuk memperbaiki semua sistem termasuk verifikasi atas klaim yang masuk ke badan itu.

"BPJS Kesehatan ini menjangkau dari pusat sampai ke kabupaten kota, provinsi seluruh Tanah Air. Ini bukan suatu hal mudah. Bagaimana mengontrol, bagaimana memonitor klaim dari rumah sakit. Bukan sesuatu yang gampang," katanya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut