Vaksinasi Semakin Gencar, Rupiah Menguat Atas Dolar
Sejauh ini, distribusi vaksin di Indonesia berjalan lambat. Hingga pertengahan April, jumlah orang yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh (dua dosis) baru 2,3 persen dari total populasi. Harus dilihat kembali apakah target vaksinasi terhadap 70% populasi bisa tercapai dalam waktu 12 bulan seperti keinginan presiden.
Keterbatasan vaksin dan 'keran' aktivitas masyarakat yang belum sepenuhnya dibuka membuat prospek perekonomian Ibu Pertiwi menjadi samar-samar. Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2021 dari 4,8 persen menjadi 4,3 persen.
Bank Indonesia (BI) pun merevisi ke bawah 'ramalan' pertumbuhan ekonomi dari 4,3-5,3 persen menjadi 4,1-5,1 persen. Revisi Ini, tidak terlepas dari mobilitas masyarakat.
"Pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan vaksinasi. Kita lihat memang pada triwulan I dan II meskipun terjadi vaksinasi tentu ada pembatasan mobilitas manusia. Itu yang menyebabkan tingkat kenaikan konsumsi tidak setinggi yang kami perkirakan," tutur Ibrahim.
Vaksinasi yang masih terbatas membuat ekonomi Indonesia sepertinya masih terjebak di zona resesi pada kuartal I-2021. Namun pada kuartal II-2021, ekonomi Indonesia diperkirakan sudah bisa tumbuh positif, sudah 'lulus' dari resesi.
" Tidak sekadar tumbuh, tetapi lumayan tinggi. Proyeksi diperkirakan berada di kisaran 6,9-7,8%." Tandasnya
Sedangkan untuk perdagangan b esok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp.14.465 - Rp.14.520.
Editor: Jeanny Aipassa