ADB Perkirakan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Minus 1 Persen
JAKARTA, iNews.id - Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2020 tumbuh negatif 1 persen alias minus 1 persen pada 2020. Dampak paling berat dirasakan terkait lapangan kerja dan penghidupan, terutama kelompok masyarakat paling rentan.
"Pandemi Covid-19 telah menimbulkan gangguan ekonomi signifikan di dunia dan Indonesia," kata Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried Wicklein dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (18/6/2020)
Wicklein menuturkan dalam mengatasi masalah lapangan kerja dan penghidupan masyarakat pelaksanaan kebijakan harus tepat, seperti program pemulihan ekonomi, bermanfaat untuk meningkatkan kinerja perekonomian dan melindungi kesejahteraan rumah tangga.
Dalam laporan ekonomi tahunan Asian Development Outlook (ADO) 2020, ADB memperkirakan ekonomi Indonesia dapat kembali tumbuh 5,3 persen pada 2021. Proyeksi positif ini didukung bertambahnya belanja tidak wajib rumah tangga, membaiknya iklim investasi, dan mulai pulihnya perekonomian dunia.
Ekonom ADB untuk Indonesia Emma Allen menambahkan, masih terdapat ketidakpastian dalam perekonomian Indonesia, meski ada pelonggaran pembatasan mobilitas pada awal Juni 2020. Meski demikian, program pemulihan ekonomi yang didukung penggunaan teknologi dapat mendorong adanya inklusi keuangan dan memperkuat rantai nilai global.
"Kami mengapresiasi upaya pemerintah yang tepat waktu untuk meningkatkan investasi demi mendukung distribusi yang adil atas infrastruktur digital," ujarnya.
Dia menambahkan investasi di sektor digital dengan mendorong penelitian dan pengembangan, mengintegrasikan manajemen data, serta mengembangkan talenta dapat memperkuat prospek ekonomi ke depan.
Dalam laporan itu, ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik pada 2020 sebesar 0,1 persen atau menurun dari perkiraan April sebesar 2,2 persen. Proyeksi ini juga merupakan perkiraan pertumbuhan ekonomi terendah di kawasan sejak 1961.
Negara lainnya di Asia Tenggara, seperti Filipina dan Thailand juga akan terkontraksi masing-masing 3,8 persen dan 6,5 persen, atau lebih berat dari Indonesia.
Terbatasnya arus perdagangan dan menurunnya jumlah wisatawan juga memperburuk proyeksi perekonomian kawasan secara substantial.
Namun, pertumbuhan ekonomi regional diperkirakan akan naik menjadi 6,2 persen pada 2021 atau belum mengalami perubahan seperti proyeksi pada April.
Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2021 diperkirakan akan tetap berada di bawah taraf yang tadinya diharapkan dan berada di bawah tren sebelum krisis.
Editor: Dani M Dahwilani