AS dan China Sepakat Tambah Rute Penerbangan Antarnegara
WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) dan China sepakat saling mengizinkan maskapai penerbangan kedua negara menambah rute perjalanan, menjadi delapan penerbangan per minggu. Hal tersebut mengubah kondisi sebelumnya di mana dua ekonomi terbesar dunia itu saling membatasi operator masing-masing.
Departemen Transportasi AS mengatakan, akan mengizinkan empat pesawat asal China yang saat ini terbang ke Amerika untuk menggandakan penerbangan menjadi delapan perjalanan pulang pergi mingguan. Keputusan itu seiring dengan China yang juga telah setuju untuk mengizinkan maskapai AS menggandakan penerbangan ke Negeri Tirai Bambu itu.
Sebelumnya, diketahui operator AS secara sukarela menghentikan penerbangan ke China setelah wabah virus corona menyebar. Presiden AS Donald Trump pada 31 Januari 2020 juga telah melarang hampir semua warga negara non-AS bepergian ke Amerika dari China.
Dikutip dari Reuters, Rabu (19/8/2020), maskapai AS United Airlines mengatakan, akan meningkatkan penerbangan ke China menjadi empat penerbangan per minggu dari San Francisco ke Shanghai mulai 4 September nanti.
Sementara itu, Delta Air Lines juga telah memenuhi syarat untuk melakukan penerbangans serupa sebanyak 2-4 kali seminggu. Delta juga akan melakukan empat penerbangan ke Shanghai dari Seattle dan Detroit mulai Juli lalu, semuanya melalui Seoul. Maskapai ini juga akan menambahkan satu penerbangan mingguan mulai 24 Agustus nanti.
Departemen Transportasi AS mengatakan, masih berharap China setuju untuk memulihkan sepenuhnya hak penerbangan AS di bawah perjanjian penerbangan bilateral mereka. Perjanjian AS-China memungkinkan kedua negara untuk mengoperasikan lebih dari 100 penerbangan mingguan antara kedua negara.
Sempat bersitegang, pada Juni AS mengancam akan melarang penerbangan penumpang China setelah regulator di Beijing menahan penerbangan maskapai AS. Sebelumnya lagi, pada Mei administrasi Trump mengatakan, maskapai Air China, China Eastern Airlines, China Southern Airlines, Hainan Airlines dan anak perusahaan mereka harus mengajukan jadwal ulang untuk dilakukan peninjauan.
Editor: Ranto Rajagukguk