Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Purbaya soal Redenominasi Rupiah: Wewenang BI, Bukan Tahun Ini atau 2026
Advertisement . Scroll to see content

Bank Indonesia Borong Surat Utang Rp143 Triliun di Tahun Ini

Kamis, 18 November 2021 - 16:25:00 WIB
Bank Indonesia Borong Surat Utang Rp143 Triliun di Tahun Ini
BI telah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp143,32 triliun. (Foto: ilustrasi/Okezone) 
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) terus menambah likuiditas perbankan (quantitative easing) ke perekonomian nasional. Selain menambah likuiditas, BI juga membeli obligasi pemerintah.

Adapun hal ini dilakukan terkait kondisi likuiditas yang sangat longgar, didorong kebijakan moneter yang akomodatif dan dampak sinergi BI dengan pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.

"Sepanjang 2021, Bank Indonesia telah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp143,32 triliun sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 16 April 2020 sebagaimana telah diperpanjang tanggal 11 Desember 2020 hingga 31 Desember 2021," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (18/11/2021).

Selain itu, BI juga BI telah menambah quantitative easing di perbankan hingga 16 November 2021 sebesar Rp137,24 triliun. Adapun pembelian tersebut terdiri dari Rp67,87 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO). 

Dengan ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan pada Oktober 2021 sangat longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 34,05 persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 9,44 persen (yoy). 

"Likuiditas perekonomian meningkat, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 14,6 persen (yoy) dan 10,4 persen (yoy). Pertumbuhan uang beredar tersebut terutama didukung oleh peningkatan ekspansi fiskal dan kredit perbankan," ucap Perry.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut