Bank Sentral Rusia Naikkan Suku Bunga Jadi 13 Persen Imbas Nilai Tukar Rubel Anjlok
MOSKOW, iNews.id - Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 13 persen. Hal ini merupakan peningkatan ketiga kali secara berturut-turut sebagai respons melemahnya nilai tukar rubel dan tekanan inflasi.
Mengutip Reuters, bank sentral pada bulan lalu telah mengerek suku bunga sebesar 350 bps menjadi 12 persen imbas jatuhnya nilai tukar rubel melewati angka 100 terhadap dolar dan seruan publik dari Kremlin untuk kebijakan moneter yang lebih ketat.
Pada pertemuan hari Jumat, Bank sentral Rusia akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan mendatang dan menyebut risiko inflasi tetap signifikan.
“Kami menaikkan suku bunga karena munculnya risiko inflasi dan akan mempertahankannya pada tingkat yang tinggi untuk waktu yang cukup lama, sampai kami yakin akan sifat perlambatan inflasi yang berkelanjutan,” ucap Gubernur Bank sentral Rusia Elvira Nabiullina dalam konferensi pers dikutip, Sabtu (16//9/2023).
Nabiullina menambahkan, dewan direksi telah mempertimbangkan untuk mempertahankan suku bunga, serta langkah pengetatan yang lebih agresif.
Bank sentral mencatat bahwa untuk mencapai target inflasi sebesar 4 persen pada akhir tahun 2024 akan memerlukan suku bunga yang lebih tinggi.
Adapun, Rusia secara bertahap membatalkan kenaikan darurat suku bunga menjadi 20 persen yang dilakukan pada Februari 2022 setelah Moskow mengirim pasukan ke Ukraina dan negara-negara Barat memberlakukan sanksi besar-besaran, sehingga menaikkan suku bunga menjadi 7,5 persen pada tahun ini.
Namun, bank sentral terpaksa melakukan siklus pengetatan yang dimulai pada akhir Juli. Hal ini disebabkan pelemahan tajam rubel yang memicu risiko inflasi akibat ketatnya pasar tenaga kerja, permintaan konsumen yang kuat, dan defisit anggaran Moskow yang besar.
Bank sentral menyesuaikan perkiraan inflasi akhir tahun menjadi 6,0-7,0 persen dari sebelumnya di angka 5,0-6,5 persen. Inflasi tahunan mencapai 5,33 persen pada 11 September, di atas target 4 persen.
Selain itu, Bank sentral Rusia meningkatkan perkiraan kisaran suku bunga utama tahun 2023 menjadi 9,6-9,7 persen dari 7,9-8,3 persen. Saat ini, surplus transaksi berjalan tahun ini tercatat sebesar 45 miliar dolar AS, naik dari sebelumnya 26 miliar dolar AS.
Bank sentral mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 sebesar 1,5-2,5 persen. Namun, bank sentral memperingatkan bahwa perekonomian Rusia kini telah menyelesaikan fase pemulihannya dan kendala sisi penawaran, yaitu pasar tenaga kerja yang semakin ketat akan membatasi pertumbuhan lebih lanjut.
Editor: Aditya Pratama