Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Bertemu Dasco di Istana, Bahas Pertumbuhan Ekonomi hingga Situasi Politik-Keamanan
Advertisement . Scroll to see content

Bappenas Khawatir Covid-19 Hambat Indonesia Jadi Negara Maju pada 2045

Selasa, 09 Februari 2021 - 15:27:00 WIB
Bappenas Khawatir Covid-19 Hambat Indonesia Jadi Negara Maju pada 2045
Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi nasional minus 2,07 persen pada tahun lalu. Situasi yang berkepanjangan semacam ini dikhawatirkan menghambat target Indonesia menjadi negara maju pada 2045.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, Indonesia perlu pertumbuhan ekonomi minimal 6 persen pada 2021 agar lepas dari jebakan masyarakat berpendapatan menengah (middle income trap) bisa terwujud saat Indonesia memperingati 100 tahun kemerdekaan.

"Dampak panjangnya kalau kita tergerus seperti itu dan tingkat pertumbuhan ekonomi kita (2021) itu hanya 5 persen, maka untuk melepaskan diri untuk lolos dari middle income trap itu jauh sekali, bahkan tahun 2045 pun (PDB per kapita) kita belum bisa mencapai di atas 12.000 dolar AS," katanya, Selasa (9/2/2021).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB per kapita pada tahun lalu hanya 3.911 dolar AS per tahun. Angka tersebut lebih turun dibandingkan 2019 yang mencapai 4.174 dolar AS.

Suharso menilai, penurunan PDB per kapita tersebut membuat Indonesia kembali turun kelas ke middle income country. Padahal pada 2019, Indonesia masuk upper middle income country (negara berpendapatan menengah atas).

"Ekonomi minus kita kembali masuk ke dalam middle income trap. Kita tahu bahwa Indonesia sesungguhnya pada tahun 2019 akhir itu sudah masuk upper middle income country," katanya.

Kendati demikian, Suharso tetap bersyukur pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus 2,07 persen masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain.

"Ekonomi kita enggak terlalu parah dibandingkan Filipina dan Amerika Serikat yang minus 3 persen hingga 8 persen," kata Suharso.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut