Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BI Tahan Suku Bunga Tetap 5,50 Persen di Juni 2025
Advertisement . Scroll to see content

BI Dinilai Perlu Pertahankan Suku Bunga di 5,50 Persen, Ini Alasannya 

Rabu, 16 Juli 2025 - 11:44:00 WIB
BI Dinilai Perlu Pertahankan Suku Bunga di 5,50 Persen, Ini Alasannya 
LPEM FEB UI merekomendasikan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50 dalam RDG Juli 2025. (Foto: ilustrasi/Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) merekomendasikan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 5,50 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juli 2025. 

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky menuturkan, keputusan ini penting untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah dinamika ekonomi global dan domestik. 

"Bank Indonesia perlu mempertahankan BI-Rate tidak berubah di 5,50 persen," ujar Riefky dalam risetnya dikutip, Rabu (16/7/2025).

Riefky menambahkan, inflasi umum naik menjadi 1,87 persen secara tahunan (yoy) di Juni 2025, didorong oleh gangguan pasokan bahan pangan dan berlanjutnya kenaikan harga emas.

Meski pun terjadi arus modal keluar bersih sebesar 0,21 miliar dolar AS dari investor asing, rupiah berhasil menguat 0,22 persen secara bulanan (mtm) pada Juni 2025.
 
"Meskipun investor asing mencatat arus modal keluar bersih sebesar 0,21 miliar dolar AS, rupiah menguat 0,22 persen (mtm), didukung oleh pelemahan dolar AS," tuturnya. 

LPEM UI juga menyoroti beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi ke depan. 

Riefky mengungkapkan, ke depan, tekanan inflasi dapat meningkat lebih lanjut dengan dimulainya tahun ajaran baru, peningkatan pengeluaran untuk liburan, dan penerapan harga bahan bakar non-subsidi yang lebih tinggi. Selain itu, ketegangan geopolitik yang terus berlanjut dan penerapan tarif AS juga membayangi prospek global.

Inflasi umum pada Juni 2025 naik secara signifikan menjadi 1,87 persen (yoy) dari 1,60 persen (yoy) pada Mei 2025, namun masih dalam kisaran target BI sebesar 1,5 persen-3,5 persen. 

"Pada Juni 2025, inflasi naik secara cukup signifikan menjadi 1,87 persen (yoy) dari 1,60 persen (y.o.y) pada Mei 2025," ucap Riefky. 

Dia juga menambahkan, tekanan inflasi secara kuat didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan kontribusi sebesar 0,59 poin persentase, diikuti oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang berkontribusi sebesar 0,58 poin persentase.

LPEM UI juga mencatat bahwa surplus perdagangan Indonesia menguat signifikan pada Mei 2025, mencapai 4,30 miliar dolar AS, meningkat 45,47 persen (yoy) dibandingkan bulan yang sama tahun 2024. 

"Surplus mencapai angka 4,30 miliar dolar AS pada Mei 2025, menandai pencapaian pada bulan ke-61," kata Riefky. 

Menurutnya, angka ini meningkat sebesar 45,47 persen (yoy) dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2024 sebesar 2,94 miliar dolar AS.

Meskipun terjadi arus modal keluar asing bersih dari pasar obligasi dan saham Indonesia, Rupiah menguat 0,22 persen (mtm) antara tanggal 11 Juni dan 10 Juli. 

"Meskipun terdapat arus modal keluar asing bersih dari pasar obligasi dan saham Indonesia, Rupiah menguat sebesar 0,22 persen (mtm) antara tanggal 11 Juni dan 10 Juli mencapai Rp16.215 per dollar AS," ucapnya. 

Secara keseluruhan, LPEM UI merekomendasikan BI untuk memprioritaskan stabilitas nilai tukar dengan mempertahankan suku bunga acuan tetap di 5,50 persen pada RDG Juli mendatang. 

"Dengan pertimbangan-pertimbangan ini, Bank Indonesia perlu memprioritaskan stabilitas nilai tukar dan perlu mempertahankan suku bunga acuan pada 5,50 persen pada Rapat Dewan Gubernur mendatang," katanya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut