Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Telur hingga Daging Ayam Ras Jadi Penyumbang Utama Inflasi Oktober 2025
Advertisement . Scroll to see content

BI Prediksi Inflasi 2022 Masih Tinggi, Capai 5,9 Persen

Kamis, 17 November 2022 - 15:21:00 WIB
BI Prediksi Inflasi 2022 Masih Tinggi, Capai 5,9 Persen
BI memprediksi inflasi Indonesia masih tinggi hingga akhir 2022 yakni sebesar 5,9 persen secara tahunan (year on year/yoy). (Foto: ilustrasi/Okezone) 
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi Indonesia masih tinggi hingga akhir 2022 yakni sebesar 5,9 persen secara tahunan (year on year/yoy). Gubernur BI, Perry Warjiyo menuturkan, pihaknya akan merespons hal tersebut melalui kebijakan moneter.

"Konsensus forecast 2022 menunjukkan ekspektasi inflasi pada akhir 2022 masih tinggi yaitu 5,9 persen yoy meski lebih rendah dari bulan sebelumnya 6,7 persen yoy," ujar Perry dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (17/11/2022).

Perry menambahkan, langkah moneter BI sudah dimulai sejak beberapa bulan terakhir. Sebagai catatan, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 125 basis poin (bps) hanya dalam waktu tiga bulan, masing-masing sebesar 25 bps pada Agustus, 50 bps pada September, dan 50 bps pada Oktober.

Pada Oktober 2022, posisi suku bunga acuan BI berada di 4,75 persen, sementara suku bunga Deposit Facility sebesar 4,00 persen, dan suku bunga Lending Facility ada di 5,50 persen.

"Dengan itu BI akan memperkuat respons kebijakan moneter untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen lebih awal pada paruh pertama 2023," kata dia.

Adapun inflasi IHK pada Oktober 2022 tercatat sebesar 5,71 persen (yoy), masih di atas sasaran 3,0±1 persen, meskipun lebih rendah dari prakiraan dan inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,95 persen (yoy).

Inflasi kelompok volatile food turun menjadi 7,19 persen (yoy) dan perlu penguatan sinergi dan koordinasi kebijakan yang erat melalui TPIP-TPID dan GNPIP untuk penurunan lebih lanjut.

Inflasi administered prices tercatat sebesar 13,28 persen (yoy) dan perlu penguatan koordinasi untuk memitigasi dampak lanjutan dari penyesuaian harga BBM dan tarif angkutan agar lebih rendah.

Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 3,31 persen (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sejalan dengan dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan meningkatnya ekspektasi inflasi.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut