Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kasus SYL, KPK Periksa Eks Sekjen Kementan Kasdi Subagyono di Lapas Sukamiskin
Advertisement . Scroll to see content

Bisa Untung Jumbo, Petani Didorong Realisasikan Pertanian Modern

Sabtu, 01 Desember 2018 - 13:01:00 WIB
Bisa Untung Jumbo, Petani Didorong Realisasikan Pertanian Modern
Ilustrasi. (Foto: Kementan)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Pertanian (Kementa) tengah menyiapkan pengembangan komoditas pertanian strategis untuk mendorong Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Meski demikian, upaya dan cita-cita ini membutuhkan berbagai instrumen baik secara kebijakan dan regulasi maupun riset, inovasi, dan kewirausahaan.

Ketua Umum Pehimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) Andi M Sakir menjelaskan, secara perlahan jalan menuju ke sana sudah dibuka melalui peningkatkan masa panen dan mengoptimalkanya menjadi lebih cepat dengan kekuatan sistem yang sudah ditransformasi atau sistem modern. Menurut dia, pertanian modern jauh berbeda dengan pertanian tradisonal. Perbedaam itu terletak pada hasil produksi yang hanya dua kali dalam setahun, sedangkan masa panenya hanya satu kali dengan pengelolan yang masih menggunakan cara manual.

"Yang dikatakan pertanian moderen adalah produksinya 6 ton, panenya 3 kali dalam setahun, menggunakan fulkanisasi, kemudian menggunakan managemen modern dan koperasi di koorperasikan," kata Sakir, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/12/2018).

Sakir mengatakan, rencana memodernisasi pertanian ini sudah dibawa ke rapat koordinasi nasional beberapa waktu lalu. Dia berharap, upaya ini menjadi ujung tombak dalam meningkatkan produktifitas serta kesejahteraan petani indonesia. "Melalui program ini nantinya sistem program pertanian akan dikelola dengan managemen yang juga modern. Presentasi bagi hasilpun akan memeberi porsi yang menguntungkan para petani," kata Sakir.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan, sistem rombakan ini diyakini mampu meningkatkan produktivitas petani hingga berlipat-lipat dari keuntungan biasanya. Dengan begitu, penentuan harga juga bisa langsung ditentukan oleh para petani. "Semua ini 100 persen milik petani. Harga gabahnya milik petani 100 persen. kemudian dari gabah masuk ke prosesing ini ada keuntungan 49 persen, disini petani akan mendapat penghasilanya enam kali lipat atau minimal tiga kali lipat 100 persen milik petani, " kata Boga.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut