BKPM Klaim Serapan Tenaga Kerja Tetap Tinggi
JAKARTA, iNews.id - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi triwulan II-2018 cenderung melambat, tumbuh sebesar 3,1 persen atau Rp176,3 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu Rp170,9 Triliun. Meski begitu, BKPM mencatat serapan tenaga kerja tetap tinggi sepanjang periode itu.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menjelaskan, realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pada triwulan II-2018 mencapai 289.843 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 133.602 orang bekerja oada proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan 156.241 orang untuk proyek PMA.
”Meskipun pertumbuhan investasi melambat, investasi tetap masih dapat menyerap tenaga kerja Indonesia langsung yang cukup besar,” kata dia di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Di sisi lain, Azhar menyatakan, banyak terbuka peluang-peluang usaha yang dapat juga menyerap banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebagai akibat dari adanya kegiatan investasi di suatu daerah (multiplier effect).
Dari fakta tersebut, BKPM menilai, peluang bagi tenaga kerja terampil di Indonesia juga semakin terbuka lebar dengan masuknya kegiatan investasi yang juga cenderung menggunakan teknologi terkini.
Sebagai informasi realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) selama triwulan II-2018 sebesar Rp80,6 triliun, naik 32,1 persen dari Rp61,0 triliun pada periode yang sama tahun 2017. Sementara itu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp95,7 triliun, turun 12,9 persen dari Rp109,9 triliun pada periode yang sama tahun 2017.
Selain itu, realisasi investasi berdasarkan sektor usaha yang tertinggi antara lain, pertambangan menyumbang nilai investasi sebesar Rp28,2 triliun (16,0 persen), transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp25,6 triliun (14,6 persen).
Lalu, ada komoditas listrik, gas, dan air dengan yang menyumbang andil investasi sebesar Rp20,8 triliun (11,8 persen), industri makanan Rp17,2 triliun (9,8 persen), dan perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp15,8 triliun (8,9 persen).
Di samping itu, BKPM juga merinci lima besar negara asal PMA yang berinvestasi terbesar di Indonesia yakni, Singapura sebesar 2,4 miliar dolar AS (33,5 persen), Jepang 1,0 miliar dolar AS (14,4 persen), Republik RakyatTiongkok 0,7 miliar dolar AS (9,4 persen), Hong Kong, RRT 0,6 miliar dolar AS (8,2 persen), dan Malaysia 0,4 miliar dolar AS (5,3 persen).
Editor: Ranto Rajagukguk