Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Murka dengan Tarif Trump, Uni Eropa Ancam Perang Dagang Besar-Besaran
Advertisement . Scroll to see content

Dampak Perang Dagang, RI Kebanjiran Keramik asal China

Selasa, 30 Oktober 2018 - 20:28:00 WIB
Dampak Perang Dagang, RI Kebanjiran Keramik asal China
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Perdagangan menyebut perang dagang menyebabkan pasar Indonesia kebanjiran ubin keramik asal China. Hal ini tentu membuat industri ubin keramik dalam negeri menjerit.

Ketua Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) Mardjoko mengatakan, sebelum adanya China-Asean Free Trade Area (CAFTA) impor ubin keramik rerata meningkat 20 persen per tahunnya. Sementara, kebutuhan industri dalam negeri sudah bisa dipenuhi karena kapasitas produksi jauh lebih besar daripada kebutuhanya.

"Tren impor ubin keramik sebelum berlakunya CAFTA meningkatnya rata-rata per tahun 20 persen. Dengan kondisi ini tentu industri dalam negeri menjerit," ujarnya di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Oleh karenanya, Kemendag menyelidiki safeguard dengan mengenakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) terhadap impor barang ubin dan paving, ubin perapian, dan ubin dinding selama tiga tahun. Hal ini dimaksukan untuk mencegah atau memulihkan ancaman kerugian serius akibat industri dalam negeri yang tidak dapat bersaing.

Adapun tarif BMTP yang dikenakan yaitu Periode Tahun Pertama (12 Oktober 2018-11 Oktober 2019) sebesar 23 persen; Periode Tahun Kedua (12 Oktober 2019-11 Oktober 2020) sebesar 21 persen; dan Periode Tahun Ketiga (12 Oktober 2020-11 Oktober 2021) sebesar 19 persen.

"Triwulan I 2018 setelah berlakunya Cafta di mana bea masuk nol persen meningkat 52 persen. Sementara ini BMTP sudah berlaku per Oktober kita harapkan sudah membendung itu," ucapnya.

Lonjakan impor ubin keramik ini diakibatkan Amerika Serikat (AS) sebagai negara tujuan ekspor China menerapkan bea masuk. Hal ini membuat China mencari pasar lainnya sebagai tujuan ekspornya seperti Eropa atau negara berkembang.

"Sebenrnya tidak hanya Indonesia negara-negara selain AS, karena selama ini kan China ekspor ke AS. Tidak hanya produk ubin keramik kami sudah ditemui asosiasi untuk produk kaca lembaran, dan cermin," tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut