Daya Saing Logistik Indonesia Masih Kalah dari Negara Tetangga, Ini Langkah Pemerintah
JAKARTA, iNews.id - Daya saing logistik Indonesia masih kalah dari negara-negara tetangga. Singapura berada di peringkat teratas negara Asia Tenggara (4,0), disusul Thailand (3,41), Vietnam (3,27) dan Malaysia (3,22).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Umiyatun Hayati Triastuti mengatakan, melihat data tersebut perlu angkah untuk meningkatkan kinerja logistik dalam negeri. Salah satu upaya peningkatan indeks ini perlu dilakukan sehingga transportasi laut perlu dikelola dengan baik guna menunjang perekonomian nasional.
Apalagi, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki dua per tiga wilayah berupa lautan. Dalam kondisi ini, untuk dapat melakukan pendistribusian logistik ke seluruh Indonesia, diperlukan sarana transportasi laut.
“Rantai suplai makanan merupakan tulang punggung perdagangan dan bisnis internasional,” ujarnya, Jumat (19/2/2021).
Namun, dengan adanya pandemi Covid-19 di Indonesia, serta terjadinya berbagai pembatasan penumpang sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran virus, berimbas pada aktivitas transportasi laut. Perlu ada penanganan khusus dan pengambilan kebijakan yang ketat.
“Dengan adanya pandemi ini, dibutuhkan penanganan khusus berupa peraturan dan pengambilan kebijakan yang tepat,” kata Hayati.
Sementara itu, Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, pemerintah sebenarnya sudah menjalankan program tol laut yang sangat efisien sebagai sarana distribusi pangan ke seluruh wilayah di Indonesia. Sistem logistik ini masuk kedalam cakupan kebijakan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) ke depan.
“Tol laut sangat efektif karena secara rutin dan terjadwal menjangkau dan mendistribusikan logistik ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP),” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Antoni Arif Priadi mengatakan, evaluasi tol laut pada masa pandemi cukup positif. Beberapa evaluasi tersebut antara lain program tol laut berdampak pada penurunan tingkat harga barang kebutuhan pokok dengan variasi sebesar -3,1 persen.