Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Putin Sebut Rusia Siap Bantu RI Bangun Pembangkit Listrik Nuklir
Advertisement . Scroll to see content

DEN: Investasi PLTN 7 Juta Dolar AS per MW

Kamis, 28 Juni 2018 - 21:12:00 WIB
DEN: Investasi PLTN 7 Juta Dolar AS per MW
Ilustrasi. (Foto: iNews.id/Yudistiro Pranoto)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) selain membutuhkan waktu yang cukup lama juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karenanya, dibutuhkan perencanaan yang matang sebelum membangun.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Abadi Poernomo mengatakan, berdasarkan hasil studi banding ke Jepang ditemukan nilai investasi PLTN sebesar 7 juta dolar AS per MegaWatt (MW). Jika dirupiahkan dengan kurs Rp14.341 per dolar AS menjadi Rp100,39 miliar.

"Kalau dari diskusi saya dengan temen-temen di Jepang untuk yang terbaru ini sudah sampai 7 juta dolar As per MW. Ini cukup tinggi, kita liat geothermal sekitar 5 juta dolar AS, PLTU sekitar 2,5 juta dolar AS," kata dia dalam Diskusi Weekly Forum oleh Majalah Sindo Weekly bertema 'Sejahterakan Masyarakat, Lewat Energi Baru dan Terbarukan, Bisakah?' di Gedung Sindo, Jakarta, Kamis (28/6/2018).

Dia menyatakan, pembangunan PLTN untuk tahap awal bisa berkapasitas hingga 1.000-2.000 MW. Dengan demikian, nilai investasi yang harus dikeluarkan jika ingin membangun PLTN berkapasitas 1.000 MW sebesar Rp100,39 triliun.

Jumlah investasi yang besar itu karena adanya risiko jika terjadi kecelakaan. Karena itu, PLTN wajib memiliki keamanan yang ekstra tinggi. Menurut dia, semakin tinggi keamanan PLTN maka semakin banyak juga biaya kemananan dan perawatannya.

"Energi nuklir sekarang sudah pada tahapan suatu energi yang mungkin dibuat aman. Jadi kalau dibuat aman maka menjadi sangat mahal dan sekarang sudah pada stage 3-3,5 ini sangat mahal sekali," ucapnya.

Salah satu pembangunan PLTN yang gagal seperti yang terjadi di Jepang di mana PLTN Fukushima I atau Fukushima Dai-ichi meledak saat gempa dan tsunami pada 11 Maret 2011. Hingga kini ledakan PLTN tersebut menyisakan radioaktif berkekuatan 5,1 mikro sievert per jam sementara normalnya hanya 0,05 mikro sievert per jam sehingga daerah tersebut tidak layak huni.

Namun, Jepang tidak kapok membangun PLTN meski sudah mengalami kerugian besar. Saat ini Jepang telah membangun dari awal dan diberinama Fukushima Daini. "Kenapa Fukushima rusak? Karena pompanya terendam air dan listriknya mati semua. Oleh karena itu, sekarang dibuat ketinggiannya jauh lebih tinggi daripada pembangkit itu (Fukushima Dai-ichi) dibuat back up berupa diesel genset yang khusus untuk 24 jam stand by mengatasi pompa-pompanya terendam air tetap bisa beroperasional," ujar dia.

Oleh karena itu, jika pemerintah ingin membangun PLTN maka membutuhkan roadmap dengan memperhatikan pembiayaan yang matang. Saat ini pihaknya tengah menyiapkan roadmap tersebut untuk mewujudkan pembangunan PLTN di dalam negeri.

"Kita kan sesuai dengan Rapat Paripurna DEN kita sedang menyiapkan roadmap-nya dengan segala macam pertimbangan sebetulnya kapan kita seyogyanya kita memasang energi nuklir," tuturnya.

Di era serba teknologi saat ini sudah saatnya pemerintah memikirkan sumber energi lainnya untuk memenuhi konsumsi energi masyarakat yang semakin banyak. Pasalnya, jika hanya mengandalkan energi fosil yang waktu pembaharuannya sangat lama tentu dalam waktu dekat akan segera habis tak bersisa.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut