Rusia Ingin Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir di Bulan, untuk Apa?
MOSKOW, iNews.id - Rencana Rusia membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Bulan memicu tanda tanya besar. Mengapa negara itu ingin menghadirkan reaktor nuklir di luar angkasa, jauh dari Bumi?
Jawabannya berkaitan dengan ambisi jangka panjang Rusia dalam eksplorasi Bulan. Badan antariksa Rusia Roscosmos mengungkapkan rencana pembangunan pembangkit listrik di Bulan pada 2036 guna mendukung Stasiun Penelitian Bulan Internasional yang dikembangkan bersama China. Keberadaan sumber energi stabil dinilai krusial agar aktivitas riset di Bulan tidak bersifat sementara.
Roscosmos memang tidak secara eksplisit menyebut istilah “nuklir”, namun keterlibatan perusahaan energi atom Rosatom serta Institut Kurchatov, lembaga riset nuklir terkemuka Rusia, menguatkan dugaan bahwa pembangkit tersebut akan berbasis tenaga nuklir.
Pembangkit listrik itu nantinya akan menyuplai energi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari kendaraan rover, observatorium, hingga infrastruktur penelitian. Tanpa pasokan energi besar dan berkelanjutan, eksplorasi Bulan hanya akan menjadi misi singkat, bukan program permanen.
“Proyek ini merupakan langkah penting menuju terciptanya stasiun ilmiah bulan yang berfungsi secara permanen dan transisi dari misi sekali waktu ke program eksplorasi jangka panjang,” demikian pernyataan resmi Roscosmos, dikutip Kamis (25/12/2025).
Selain faktor riset, PLTN di Bulan juga berkaitan dengan persaingan geopolitik antariksa. Amerika Serikat melalui NASA telah mengumumkan rencana serupa untuk menempatkan reaktor nuklir di Bulan pada awal dekade 2030-an. Washington secara terbuka mengakui sedang berpacu dengan China dalam membangun pangkalan permanen di Bulan.
Bagi Rusia, proyek ini juga menjadi upaya mengembalikan kejayaan di bidang antariksa. Setelah sempat tertinggal dari Amerika Serikat dan China, serta mengalami kegagalan misi Luna-25 pada 2023, pembangunan PLTN di Bulan dipandang sebagai langkah strategis untuk menegaskan kembali peran Rusia dalam perlombaan menuju Bulan.
Editor: Anton Suhartono