Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Putin Sebut Rusia Siap Bantu RI Bangun Pembangkit Listrik Nuklir
Advertisement . Scroll to see content

Dihantui Inflasi dan Ketidakpastian Global, BI Optimistis Ekonomi RI Tumbuh hingga 5,3 Persen di 2022

Kamis, 20 Oktober 2022 - 16:26:00 WIB
Dihantui Inflasi dan Ketidakpastian Global, BI Optimistis Ekonomi RI Tumbuh hingga 5,3 Persen di 2022
Gubernur BI Perry Warjiyo (Foto: Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut, pertumbuhan ekonomi global melambat imbas tekanan inflasi yang tinggi dan ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. BI optimistis perekonomian Indonesia bisa tumbuh hingga 5,3 persen pada 2022.

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap bisa ke atas dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi pada 2023 diprakirakan tetap kuat didorong oleh solidnya permintaan domestik sejalan dengan terus meningkatnya mobilitas dan berlanjutnya penyelesaian Program Strategis Nasional (PSN), di tengah lebih dalamnya perlambatan perekonomian global," ujar Perry usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (20/10/2022). 

Perry menambahkan, perlambatan ekonomi global dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi ekonomi, perdagangan dan investasi, serta dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif. Dampak rambatan dari fragmentasi ekonomi global diprakirakan juga akan menyebabkan perlambatan ekonomi di Emerging Markets (EMEs). 

Sementara itu, tekanan inflasi dan inflasi inti global masih tinggi seiring dengan berlanjutnya gangguan rantai pasokan sehingga mendorong bank sentral di banyak negara menempuh kebijakan moneter yang lebih agresif. 

"Kenaikan Fed Funds Rate yang diprakirakan lebih tinggi dengan siklus yang lebih panjang (higher for longer) mendorong semakin kuatnya mata uang dolar AS, sehingga memberikan tekanan pelemahan atau depresiasi terhadap nilai tukar di berbagai negara, termasuk Indonesia," ucapnya. 

"Tekanan pelemahan nilai tukar tersebut semakin tinggi dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat, dan di negara EMEs termasuk Indonesia diperberat pula dengan aliran keluar investasi portofolio asing," sambungnya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut