Ekonomi China Tumbuh 4,5 Persen Didorong Peningkatan Konsumsi Rumah Tangga
BEIJING, iNews.id - Perekonomian China tumbuh 4,5 persen pada kuartal I 2023, lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya 2,9 persen. Pertumbuhan PDB China lebih cepat dari perkiraan.
Mengutip Reuters, angka tersebut melampaui prediksi pasar yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan terjadi hanya sekitar 4 persen dan menandai pertumbuhan terkuat dalam setahun.
"Pemulihan ekonomi berjalan baik. Titik terangnya adalah konsumsi yang menguat karena kepercayaan rumah tangga meningkat," ujar Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management, Zhiwei Zhang dikutip, Rabu (19/4/2023).
Pertumbuhan ekonomi ini didukung dengan berakhirnya kebijakan ketat pembatasan pandemi Covid-19 selama tiga tahun terakhir. Hal tersebut pada akhirnya meningkatkan daya beli dari masyarakat di negara dengan ekonomi terbesar kedua tersebut.
Adapun, penjualan ritel yang menjadi indikator utama konsumsi rumah tangga melonjak 10,6 persen pada Maret 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, output dari pabrik-pabrik di negara tersebut naik sebesar 3,9 persen, meskipun sedikit meleset dari perkiraan.
Sementara itu, pemulihan yang kuat juga terjadi pada sektor industri penerbangan negara. Data Administrasi Penerbangan Sipil China menunjukkan bahwa lebih dari 45 juta perjalanan penumpang udara dilakukan bulan lalu, meningkat hampir tiga kali lipat pada waktu yang sama di tahun lalu. Hal ini didukung dengan pengurusan visa yang kembali dibuka.
Beijing juga telah mengurangi tekanan selama tiga tahun terhadap perusahaan teknologi besar dan pengembang properti. Namun, terdapat kekhawatiran bahwa pertumbuhan tidak berlanjut meski angka pertumbuhan terbaru kuat.
"Apa yang lebih mungkin terjadi dalam beberapa bulan mendatang adalah bahwa orang mungkin akan melewati level tertinggi awal setelah pembukaan kembali," ucap Kepala Ekonom di Hang Seng Bank, Dan Wang.
Pemerintah China, termasuk Bank Rakyat China, telah berjanji untuk meningkatkan dukungan bagi perekonomian guna membantu membatasi pengangguran, tetapi terbatas untuk bermanuver karena bisnis bergulat dengan risiko utang, kesengsaraan struktural, dan kekhawatiran resesi global.
Sebagai informasi, pertumbuhan PDB China tahun lalu merosot ke salah satu level terendah dalam hampir setengah abad karena penerapan kebijakan pembatasan Covid-19 yang ketat.
Editor: Aditya Pratama