Harga Bahan Pokok Naik Jelang Nataru, Ekonom: Dapat Lemahkan Daya Beli Masyarakat
JAKARTA, iNews.id - Beberapa harga bahan pokok naik menjelang hari raya Natal dan tahun baru (Nataru). Adapun beberapa barang tersebut di antaramya semua jenis cabai, bawang-bawangan, hingga minyak goreng.
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, dengan meningkatnya harga bahan pokok di pasaran dapat melemahkan daya beli masyarakat. Tidak hanya itu, hal ini bisa membuat masyarakat jadi rentan jatuh di bawah garis kemiskinan.
"Efek dari naiknya harga bahan pokok akan menimbulkan pelemahan daya beli masyarakat dan bisa membuat orang jadi rentan jatuh di bawah garis kemiskinan," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (10/12/2021).
Dia menambahkan, kenaikan harga bahan pokok sangat membebani masyarakat. Terlebih, kondisi ekonomi masyarakat masih tertekan di masa pandemi Covid-19 saat ini.
"Efek naiknya harga bahan pokok sudah sangat membebani masyarakat. Contohnya harga minyak goreng di retail naik Rp4.000 sampai Rp8.000 per liter. Kenaikan bisa sampai 25-30 persen padahal pendapatan masyarakat saja kan masih tertekan terutama kelompok menengah bawah," kata dia.
Selain itu, Bhima menyebut kejadian bencana alam dipenghujung tahun menjadi ancaman naiknya harga-harga bahan pokok. Oleh sebab itu, kata dia, hal ini perlu diantisipasi agar kenaikan harga tidak melambung di awal 2022 mendatang.
"Ancaman bencana alam, cuaca ekstreem La Nina perlu diantisipasi karena berisiko naikan harga pangan lebih tinggi pada awal 2022 mendatang," ucap Bhima.
Bhima juga mengingatkan volatilitas rupiah juga bisa menjadi pemicu harga kebutuhan pangan impor melonjak. Maka dari itu, dia mengingatkan supaya masyarakat maupun pihak-pihak terkait agar waspada
"Volatilitas rupiah membuat harga kebutuhan pangan yang sebagian impor melonjak. Ini yang disebut imported inflation. Kita mesti siaga," tuturnya.
Editor: Aditya Pratama