HKTI Minta Pemerintah Hati-hati Putuskan Impor Beras Jelang Panen Raya
JAKARTA, iNews.id - Keputusan pemerintah mengimpor beras demi mengamankan pasokan dan harga komoditas pangan strategis itu menuai pro dan kontra.
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menyatakan, pemerintah harus berhati-hati dalam memutuskan impor. Menurut dia, jangan sampai berita keputusan impor ini membuat resah masyarakat dan petani sehingga harga gabah anjlok saat panen raya.
"Ini yang perlu dipahami, berdasarkan grafik nasional, panen yang paling bagus adalah bulan Februari sampai April. Karena fotosintesisnya bagus, curah hujan juga bagus. Dan bulan Maret-April adalah peak panen. Jangan sampai karena isu impor harga dari petani rusak," ujar Moeldoko dalam keterangannya, Sabtu (13/1/2018).
Moeldoko menyebutkan, impor beras bisa dilakukan jika produksi beras di dalam negeri memang mengalami kekurangan. Sedangkan saat ini, dia menilai produksi beras masih cukup. Apalagi, kata dia, selama ini para petani juga sedang berusaha keras menggiatkan peningkatan produksi padi.
"Jika impor beras hanya karena masalah harga beras yang naik di pasaran, maka yang harus diperbaiki adalah tata kelola distribusi beras. Apalagi, pada Februari mendatang akan mulai ada panen di sejumlah daerah. Saat panen, harga gabah dan beras akan turun lagi," tuturnya.