Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar Negara Terkaya di Dunia 2026, Ada Tetangga Indonesia
Advertisement . Scroll to see content

IMF Sebut Negara Berkembang Terancam Alami Guncangan Ekonomi

Jumat, 14 Oktober 2022 - 14:10:00 WIB
IMF Sebut Negara Berkembang Terancam Alami Guncangan Ekonomi
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.id - Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut negara emergi market dan berkembang terancam mengalami guncangan ekonomi. Hal ini dilihat dari negara-negara tersebut terdampak penguatan dolar, biaya pinjaman yang tinggi, dan arus keluar modal.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan, hal tersebut sekaligus membuat pukulan tiga kali yang berat bagi negara-negara dengan tingkat utang yang tinggi. 

"Dalam lingkungan ini, kita juga harus mendukung negara emerging market dan berkembang yang rentan," ujar Georgieva dalam konferensi pers pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia dikutip dari Antara, Jumat (14/10/2022).

Georgieva menambahkan, lebih dari seperempat negara berkembang telah gagal atau memiliki perdagangan obligasi pada tingkat yang tertekan, dan lebih dari 60 persen negara berpenghasilan rendah berada dalam, atau berisiko tinggi, kesulitan utang.

Georgieva mengatakan, guncangan berulang dan kemunduran pertumbuhan menimbulkan pertanyaan yang lebih besar. 

"Apakah kita mengalami pergeseran ekonomi mendasar dalam ekonomi dunia, dari dunia yang relatif dapat diprediksi dan stabil, ke ketidakpastian dan volatilitas yang lebih besar?" kata dia.

Kepada pembuat kebijakan, Georgieva menyebut bahwa ini adalah waktu yang jauh lebih kompleks dan membutuhkan penanganan yang tepat untuk membuat kebijakan.

"Harga kesalahan langkah kebijakan, harga komunikasi yang buruk tentang niat kebijakan sangat tinggi," ucapnya.

Dia juga mendesak kepada para pembuat kebijakan untuk menurunkan inflasi, menerapkan kebijakan fiskal yang bertanggung jawab, dan menjaga stabilitas keuangan.

"Jika kita ingin membantu orang dan melawan inflasi, kita harus memastikan bahwa kebijakan fiskal dan moneter berjalan beriringan. Ketika kebijakan moneter mengerem, kebijakan fiskal tidak boleh menginjak pedal gas, itu akan membuat perjalanan yang sangat berbahaya," tuturnya.

Sejak pandemi, IMF telah memberikan 260 miliar dolar AS dalam bentuk dukungan keuangan kepada 93 negara. Sejak perang Rusia-Ukraina, IMF telah mendukung 18 program baru dan tambahan dengan hampir 90 miliar dolar AS.

"Dan kami sekarang memiliki 28 negara tambahan yang menyatakan minatnya untuk menerima dukungan dari IMF," ucapnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut