Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hashim Ungkap Prabowo Sempat Ditawari Uang Sogok Rp16,5 Triliun: Ditolak Mentah-Mentah!
Advertisement . Scroll to see content

Indef: Kerja Sama LCS Harus Diperluas agar Indonesia Lepas dari Ketergantungan Dollar AS

Selasa, 02 Mei 2023 - 15:27:00 WIB
Indef: Kerja Sama LCS Harus Diperluas agar Indonesia Lepas dari Ketergantungan Dollar AS
Kerja sama Local Currency Settlement dinilai menjadi salah satu upaya untuk melepaskan Indonesia dari ketergantungan terhadap dolar AS. (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Institute For Development of Economics and Finance (Indef) mendorong kerja sama Local Currency Settlement (LCS) diperluas ke banyak negara untuk membuat Indonesia lepas dari ketergangtungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang saat ini menjadi mata tunggal untuk transaksi antar negara. 

Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto, mengatakan kondisi perekonomian AS yang belum stabil pascapandemi menciptakan fluktuasi terhadap nilai tukar dollar di setiap negara. 

Hal itu otomatis akan berdampak pada harga jual suatu produk di setiap negara, ketika dolar sedang menguat, maka harga-harga barang di suatu negara pun akan ikut naik. Hal tersebut yang bakal menghambat juga pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

"Bank Indonesia dengan beberapa bank sentral negara lain punya kebijakan Currency Settlement (LCS), suatu langkah yang positif, karena dengan mendiversifikasi kebutuhan valas bukan hanya pada dollar, bakal mengurangi risiko tekanan terhadap nilai tukar rupiah," ujar Eko dalam Market Review IDXChannel, Selasa (2/5/2023).

Apalagi perkembangan terbaru sejumlah bank Amerika Serikat (AS) yang mengalami ancaman gagal bayar utang kepada para pemegang obligasi, praktis mengancam kondisi perekonomian Negeri Paman Sam karena aktivitas keuangan tidak berjalan baik. 

Batas utang AS per Januari 2023 sudah melebihi 31,4 triliun dolar AS. Saat ini pemerintah Amerika tengah mengupayakan untuk menaikan plafon utang. Sehingga ancaman gagal bayar bisa ditutup dengan membuka pintu utangan baru. 

Eko menjelaskan, Indonesia memang tidak terdampak langsung dari ancaman gagal bayar AS. Namun kondisi perekonomian AS yang goyah akan bisa berdampak pada devisa negara, karena pangsa pasar ekspor non migas Indonesia terbesar kedua adalah Amerika.

"Momentumnya tepat untuk saat ini (memperlebar kerjasama LCS), karena kita tidak melakukan sendirian, ada China, India dan beberapa negara lain di Asean yang secara bersama-sama, jadi kalau hanya 1-2 negara istilahnya Amerika juga tidak tingal diam," kata Eko.

Local Currency Settlement atau LCS sendiri merupakan sebuah penyelesaian transaksi bilateral antara dua Negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing Negara, dimana settlement transaksinya dilakukan di dalam yurisdiksi wilayah Negara masing-masing.

"Piranti kebijakan dan regulasinya sudah terakomodasi, kita Lihat di Indonesia sudah ada kebijakan itu, dan di negara lain sudah dipastikan melalui forum asean ini harapannya bisa dipercepat," ungkap Eko.

Dengan demikian, lanjutnya, diharapakan suatu saat Indonesia lepas atau tidak tergantung kepada dolar. "arapan saya sih kerjasama semacam ini bisa diperbanyak ke Negara-negara lain karena ini levelnya baru ada di Asia, tetapi perlu diperbanyak, karena Mitra dagang Indonesia juga bisa diperluas," tutur Eko.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut