Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Yamaha Aerox Listrik Rilis! Sekali Ngecas Bisa Tempuh 106 Km
Advertisement . Scroll to see content

India Naikkan Tarif Impor, Kemendag: Produsen CPO Kerek Harga

Jumat, 09 Maret 2018 - 15:21:00 WIB
India Naikkan Tarif Impor, Kemendag: Produsen CPO Kerek Harga
Ilustrasi (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Langkah pemerintah India yang menaikkan pajak impor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) menjadi 44 persen dipastikan memukul industri sawit nasional. Namun, produsen sawit nasional akan merespons dengan menaikkan harga sawit mentahnya guna menutupi beban biaya dari pajak impor negara itu.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Arlinda memastikan, keputusan tersebut akan membuat produsen sawit nasional menyiapkan strategi dalam jangka panjang. Produsen sawit nasional telah belajar banyak dari berbagai sengkarut dagung yang mendera sektor ini. Salah satunya kampanye hitam yang menyatakan industri sawit nasional tak berkelanjutan.

"India naikkan tarif pajak untuk CPO (Curide Palm Oil/minyak sawit memtah). Tapi, kan jadi bertentangan, mereka naikkan yang industri hilirnya, sementara kita kan mengenakan tarif tinggi untuk bahan baku CPO-nya sendiri," ujarnya ditemui di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (9/3/2018).

Sebesar 70 persen dari konsumsi minyak nabati di India masih bergantung pada impor. Negara itu mengimpor minyak sawit terutama dari Indonesia dan Malaysia, sedangkan minyak nabati lainya diimpor dari Argentina, Brazil, dan Kanada.

Kenaikan pajak impor minyak nabati ini akan berdampak negatif pada eksportir, seperti Indonesia, Malaysia, Brazil, dan Kanada. Dengan adanya kenaikan pajak impor, otomatis eksportir harus menaikkan harga jualnya untuk menjaga marjin.

Walaupun ada kenaikan tarif pajak impor minyak sawit mentah, Indonesia rupanya selalu ada celah untuk bisa mengekspor ke negara dengan julukan Negeri Seribu Dewa atau Barata. Salah satunya melalui perdagangan emas atau perhiasan.

"Kemarin kami waktu misi dagang ke India, kita dapat order emas sekitar 1 milliar dolar AS," ucap Arlinda.

Selama ini Indonesia mengekspor emas dan perhiasan melalui Negara Switzerland. India merupakan sasaran utama Indonesia untuk melakukan ekspor. "Selama ini perhiasan kita ke India itu masuknya lewat Swiss. Jadi, kita berusaha bisa ke India langsung karena culturenya mereka memang orang kaya itu dilihatnya dari emas," katanya.

Sebagai informasi, India menaikkan pajak impor untuk minyak sawit mentah menjadi 44 persen, dari 30 persen dan untuk minyak sawit olahan menjadi 54 persen dari 40 persen. Peningkatan pajak impor ini merupakan kenaikan tertinggi sejak satu dekade terakhir.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut