Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bank Tanah dan Maluku Utara Sepakat Optimalkan 273.000 Ha Lahan untuk Hilirisasi Kelapa
Advertisement . Scroll to see content

Indonesia Seharusnya Jadi Produsen Kelapa Terbesar di Dunia

Rabu, 17 Januari 2018 - 11:16:00 WIB
Indonesia Seharusnya Jadi Produsen Kelapa Terbesar di Dunia
Ilustrasi (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ketua Umun Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko berharap, pemerintah melakukan penguatan pertanian kelapa. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi sangat besar dan seharusnya menjadi produsen kelapa terbesar di dunia.

"Produksi kelapa harus ditingkatkan. Karena produk kelapa dan produk turunan kelapa dapat meningkatkan perekonomian daerah dan perekonomian nasional," ujar Moeldoko dalam keterangan persnya, Rabu (17/1/2018).

Tercatat, terdapat 95 kabupaten di Indonesia yang menghasilkan kelapa dengan luas kebun kelapa masing-masing lebih dari 10 ribu hektare. Petani kelapa di Indonesia mencapai 2 juta orang dengan komposisi 98,93 persen adalah petani kecil. Sementara, Indonesia memiliki sekitar 3,5 juta hektare kelapa, tetapi total produksi kelapa masih rendah.

Menurut data Kementerian Pertanian, rata-rata sentra produksi kelapa di wilayah Indonesia pada tahun 2014-2016 adalah 14,34 persen dari Provinsi Riau, 9,14 persen dari Provinsi Sulawesi Utara dan 8,73 persen dari Provinsi Jawa Timur. Provinsi lain di Indonesia yang menjadi produsen kelapa adalah Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, Jambi, Jawa Barat, Maluku, Lampung, dan 33,83 persen di provinsi lainnya.

“Jika dibandingkan dengan India yang memiliki jumlah kebun lebih kecil, produksi kelapa Indonesia masih rendah. Kita perlu tata kelola perkebunan kelapa dan implementasi segera seperti percepatan pembibitan dan peremajaan pohon,” ujar Moeldoko.

Moeldoko menegaskan, adanya tantangan besar untuk on-farming dan off-farming dalam pertanian kelapa. Untuk itu, dalam hal on-farming, Moeldoko mendukung percepatan peremajaan pohon, perbaikan pengolahan dan pendampingan petani.

“Sedangkan dalam hal off-farming, pembentukan organisasi untuk saling membantu dan penguatan kapasitas petani serta kemudahan akses permodalan harus didukung,” tuturnya.

Moeldoko berpandangan, ada beberapa isu strategis dalam perkebunan kelapa yaitu keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia. Sebagai negara kepulauan di khatulistiwa yang memiliki iklim dan kontur tanah yang cocok untuk kelapa seharusnya dapat menjadikan Indonesia menjadi produsen kelapa terbesar di dunia.

"Linkage antara petani dan industri yang belum efektif, sehingga belum dapat membentuk sinergi yang dapat mengefisienkan pasar dengan kerja sama win-win solution, diversifikasi dan diferensiasi produk turunan dari kelapa yang membutuhkan percepatan adopsi teknologi dan inovasi industri yang dapat meningkatkan nilai jual kelapa," katanya.

Selain itu, lanjut Moeldoko, penyelesaian status hukum tanah yang sebagian masih dalam kawasan hutan, disarankan untuk segera diselesaikan. “Presiden telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 88 tahun 2017 tentang Percepatan Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan. Hal ini juga bermanfaat memudahkan akses terhadap permodalan,” kata Moeldoko.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut