Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Realisasi KUR Tembus Rp217,20 Triliun, 76,86 Persen dari Target 
Advertisement . Scroll to see content

Industri Padat Karya Mandek, Apindo Sarankan Ini ke Pemerintah

Selasa, 05 Desember 2017 - 19:13:00 WIB
Industri Padat Karya Mandek, Apindo Sarankan Ini ke Pemerintah
Ilustrasi (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengusulkan beberapa hal kepada pemerintah guna perkembangan dunia usaha. Terutama dalam pemberian insentif di sektor padat karya yang kini kesulitan untuk melakukan ekspansi usaha.

"Jadi menurut saya sektor padat karya saat ini yang paling berat untuk melakukan perluasan," katanya setelah konferensi pers di Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Selasa (5/12/2017).

Ia melanjutkan, sekarang usaha yang berorientasi ekspor kemungkinan masih bisa berjalan. Namun, industri yang memanfaatkan pasar di dalam negeri terpukul dengan kondisi perekonomian dan konsumsi saat ini. Jika sektor padat karya sulit melakukan ekspansi di tahun depan, maka akan sangat berdampak pada lapangan kerja juga.

"Secara absolut itu nilainya tetap naik tapi penyerapannya relatif kami perkirakan akan tetap menyusut," ucapnya.

Untuk itu, ia menegaskan pentingnya mendorong perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tahun depan serta tahun-tahun berikutnya. Sebab, UMKM ini unitnya lebih banyak dan lebih bisa melakukan penyerapan yang relatif lebih besar ketimbang perusahan konvensional lain.

Selain itu, pengusaha dan investor enggan berinvestasi di sektor padat karya karena tingginya Upah Minimum Provinsi (UMP). Hal ini menyebabkan tenaga kerja formal mulai menyusut dan beralih ke informal. Pada akhirnya berimbas pada penundaan pembelian atau konsumsi.

Menurut dia, tren akibat kenaikan UMP ini sudah terjadi 10 tahun lebih terutama sebelum tahun 2015. Kenaikan UMP sangat tinggi sekali, bahkan bisa lebih dari 20 persen. Dampaknya terasa sampai sekarang dengan beban yang sekian lama tumbuh tinggi dan akhirnya perusahaan berhati-hati dalam melakukan ekspansi terutama di sektor padat karya.

"Kenaikan UMP sangat tinggi sekali bisa lebih dari 20 persen jadi dampaknya itu sekarang dengan beban yang sekian lama tumbuh tinggi akhirnya perusahaan itu berhati-hati dalam melakukan ekspansi terutama di sektor padat karya," katanya.

Ia juga mengusulkan hal lain kepada pemerintah untuk mengurangi berbagai polemik yang terpublikasi belakangan ini. Hal tersebut menjadikan dunia usaha dan investor semakin berhati-hati dan pesimis, terutama memasuki tahun politik 2018.

Pemerintah juga diharapkan meningkatkan proporsi tingkat komponen dalam negeri dan pendalaman industri-industri prioritas guna memperkuat industri nasional yang berdaya saing tinggi. Paling utama ia menyarankan Presiden untuk memperingatkan jajaran menteri supaya lebih menonjolkan optimisme pertumbuhan ekonomi. Bukan malah berlomba-lomba mempublikasikan berbagai pencapaiannya.

"Presiden sudah berkomunikasi secara optimis, namun beberapa pembantunya seringkali hanya mencari panggung sehingga yang terjadi hanya menimbulkan kecemasan," katanya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut