Inflasi AS di Februari Tembus 7,9 Persen, Level Tertinggi dalam 40 Tahun
WASHINGTON, iNews.id - Laju inflasi Amerika Serikat (AS) pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun. Ini didorong naiknya harga bensin, makanan, dan perumahan.
Data Departemen Tenega Kerja AS melaporkan, indeks harga konsumen (CPI) AS pada Februari naik 7,9 persen dari tahun sebelumnya. Angka inflasi ini meningkat 0,8 persen dibanding bulan sebelumnya.
Adapun CPI inti yang tidak termasuk makanan dan energi yang mudah menguap meningkat 0,5 persen dari bulan sebelumnya dan 6,4 persen dari tahun lalu. Angka-angka ini menunjukkan tekanan inflasi atas ekonomi lebih persisten dan ekspansif.
Sementara itu, beberapa ekonom pernah memperkirakan Februari sebagai puncak inflasi AS. Itu imbas dari perang Rusia-Ukraina dan AS yang melarang impor minyak dari Rusia, sehingga memperketat pasokan minyak dan mendorong harga bensin eceran AS dan komoditas lainnya ke rekor tertinggi bulan ini.
"Inflasi tidak mungkin bergulir dan mulai turun dalam beberapa bulan lagi. Ini memberikan panggung di mana kita berada sekarang. Kita perlu melihat berapa lama konflik ini berlangsung dan seberapa dampaknya sanksi sebenarnya," kata Kepala Ekonom AS di Barclays Plc Michael Gapen, dikutip dari Bloomberg, Jumat (11/3/2022).
Untuk melawan tekanan harga, Federal Reserve (Fed) akan menaikkan suku bunga pada pekan depan untuk pertama kalinya sejak 2018. Pada saat yang sama, situasi geopolitik menambah ketidakpastian pada siklus kenaikan suku bunga bank sentral selama tahun mendatang.
Pejabat Fed bisa mengambil sikap yang lebih hawkish jika guncangan harga energi menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dan lebih persisten. Namun mereka juga dapat mengambil pendekatan yang lebih hati-hati jika penurunan sentimen konsumen dan penurunan upah riil mulai membebani pertumbuhan saat perang Rusia-Ukraina berlanjut.
Data Februari menunjukkan harga bensin naik 6,6 persen dari bulan sebelumnya dan menyumbang hampir sepertiga dari kenaikan bulanan CPI. Beberapa di antaranya mencerminkan lonjakan harga energi yang dihasilkan awal invasi Rusia selama minggu terakhir Februari. Dampaknya akan lebih tercakup dalam laporan CPI Maret.
Menurut data American Automobile Association, harga eceran bensin kelas reguler sepanjang bulan ini telah meningkat 19,3 persen menjadi 4,32 dolar AS per galon. Sedangkan harga makanan naik 1 persem dari bulan sebelumnya, kenaikan terbesar sejak April 2020.
Sementara dampak penuh perang terhadap ekonomi AS masih belum jelas, melonjaknya harga minyak, biji-bijian, dan logam kemungkinan akan mempengaruhi komoditas lain dan pada akhirnya harga konsumen. Pemerintahan Biden pada Selasa (8/3/2022) melarang impor minyak dari Rusia ke AS, sebuah langkah yang akan menambah tekanan harga energi.
Editor: Jujuk Ernawati