Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar Harga Pangan 6 Desember: Aneka Bawang hingga Minyak Goreng Naik, Cabai Merah Keriting Turun
Advertisement . Scroll to see content

Inflasi Inggris di Juni Cetak Rekor Baru dalam 40 Tahun, Tembus 9,4 Persen

Rabu, 20 Juli 2022 - 14:02:00 WIB
Inflasi Inggris di Juni Cetak Rekor Baru dalam 40 Tahun, Tembus 9,4 Persen
Inflasi Inggris di Juni cetak rekor baru dalam 40 tahun, tembus 9,4 persen. Foto: Reuters
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Inflasi Inggris mencapai level tertinggi baru dalam 40 tahun pada Juni 2022. Itu dipicu terus melonjaknya harga pangan dan energi, sehingga meningkatkan krisis biaya hidup di negara itu. 

Mengutip CNBC International, menurut data yang dirilis Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS), indeks harga konsumen atau inflasi Juni tembus 9,4 persen secara tahunan. Angka tersebut meningkat dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 9,1 persen. 

Sedangkan inflasi Juni 2020 secara bulanan sebesar 0,8 persen. Ini juga lebih tinggi dibanding Mei secara bulanan yang sebesar 0,7 persen. Adapun kontributor paling signifikan terhadap kenaikan inflasi berasal dari bahan bakar dan makanan. 

Sementara itu, Bank of England (BoE) telah lima kali menaikkan suku bunga 25 basis poin berturut-turut demi mengendalikan inflasi. Namun Gubernur BoE Andrew Bailey menyarankan dalam pidatonya di Mansion House Financial and Professional Services Dinner, Komite Kebijakan Moneter dapat mempertimbangkan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan Agustus mendatang. Ini bakal menjadi kenaikan suku bunga tunggal terbesar di Inggris selama hampir 30 tahun. 

Adapun BoE memperkirakan inflasi mencapai puncaknya sekitar 11 persen di akhir tahun ini. Sementara data ONS terbaru menunjukkan, upah riil di Inggris selama tiga bulan hingga Mei mengalami penurunan tertajam sejak pencatatan dimulai pada 2001 karena kenaikan gaji gagal mendekati tingkat inflasi.

"Biaya hidup yang meningkat memberikan tekanan signifikan pada ekonomi yang dipimpin konsumen Inggris dan berarti risiko resesi tinggi," kata Hussain Mehdi, ahli strategi makro dan investasi di HSBC Asset Management.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut