Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pemerintah AS Shut Down, Tentara Bertugas Tanpa Bayaran
Advertisement . Scroll to see content

Taipan Ini Sebut Inflasi Akan Terjadi Bertahun-tahun dan Bitcoin Mungkin Tak Bernilai

Minggu, 17 Juli 2022 - 12:35:00 WIB
Taipan Ini Sebut Inflasi Akan Terjadi Bertahun-tahun dan Bitcoin Mungkin Tak Bernilai
Taipan ini sebut inflasi akan terjadi bertahun-tahun dan Bitcoin mungkin tak bernilai. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YOR, iNews.id - AS mencatat inflasi Juni sebesar 9,1 persen, yang merupakan tertinggi dalam empat dekade. Konglomerat Amerika Serikat (AS) Thomas Peterffy mengatakan, investor perlu membiasakan diri dengan inflasi. 

"Saya percaya tekanan inflasi akan berlanjut selama bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan. Ini bukan masalah jangka pendek," kata dia, dikutip dari Forbes, Minggu (17/7/2022). 

Menurut pendiri dan ketua platform perdagangan online Interactive Brokers yang memiliki kekayaan sebesar 18,1 miliar dolar AS ini, ada beberapa alasan mengapa inflasi tetap ada, yakni pengeluaran AS yang mengalami defisit kronis selama beberapa dekade, gangguan rantai pasokan yang berkelanjutan, kekurangan pekerja terampil dan otomatisasi yang meningkat. Selain itu, persayaratan LST (lingkungan, sosial, dan tata kelola) yang dipaksakan oleh perusahaan dengan menaikkan biaya produksi, serta secara paradoks kenaikan suku bunga untuk mengekang inflasi.

"Ketika The Fed menaikkan suku bunga, itu meningkatkan jumlah yang harus dibayar negara untuk membayar utangnya. Ini adalah lingkaran setan yang pada akhirnya akan mengakibatkan meledaknya utang," ujar Peterffy.

Mayoritas trader mengharapkan Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan setidaknya 75 basis poin, atau bahkan 1 persen pada akhir bulan ini. Adapun kenaikan suku bunga 0,75 persen bulan lalu itu merupakan yang terbesar dalam 28 tahun. 

Namun Peterffy tidak berharap untuk melihat pengulangan pada 1980-an, di mana Ketua Federal Reserve saat itu, Paul Volcker mengerek suku bunga menjadi dua digit, mendorong resesi yang menghancurkan tetapi menekan inflasi.

"Saya tidak percaya The Fed akan menindaklanjuti janjinya 'melakukan apa yang diperlukan' (untuk menurunkan inflasi), karena mereka takut menghancurkan ekonomi dan masalah utang yang meledak," ucapnya. 

Sebaliknya, menurut Peterffy, The Fed akan membatasi suku bunga acuan sekitar 4 persen dan sebagai hasilnya, inflasi akan berkisar sekitar 6 persen dalam beberapa tahun ke depan

"Akan ada stagflasi untuk sementara waktu," prediksi Peterffy.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut