Inflasi Pekan Pertama Maret 0,11 Persen karena Komoditas Bawang
JAKARTA, iNews.id – Bank Indonesia (BI) mencatat, inflasi pekan pertama Maret 2018 sebesar 0,11 persen, lebih rendah dari periode yang sama di bulan sebelumnya yang sebesar 0,17 persen.
Hal itu berdasarkan survei pemantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) di 82 kota dan 164 pasar di seluruh wilayah Indonesia. "Itu inflasi di minggu pertama Maret di kisaran 0,11 persen," ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo, di Kantor BI, Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Inflasi pada minggu pertama Maret ini, sebut Agus, disebabkan gejolak harga kelompok bahan makanan atau volatile food, yaitu komoditas bawang. Sementara, komoditas beras mengalami penurunan harga sehingga menyebabkan deflasi.
"Harga beras sudah mulai turun, ada deflasi. Walaupun ada inflasi di bawang putih dan bawang merah," katanya.
Mulainya musim panen raya, menyebabkan penurunan harga beras seperti yang pernah diprediksikan sebelumnya. Selain itu, impor beras yang juga mulai datang ke Indonesia membuat persediaan beras dalam negeri mulai terisi.
"Jadi volatile food sesuai dengan kesepakatan pemerintah dengan BI termasuk pemerintah daerah, kami akan jaga di kisaran bawah 4 sampai 5 persen. Tahun lalu volatile food hanya menyumbang 0,71 persen," ujarnya.
Secara tahunan (year on year/yoy), angka inflasi penuh tahun kalender 2018, diprediksi berada di angka 3,5 persen plus minus 1 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 3,61 persen.
"Inflasi 2018 sesuai target 3,5 persen. Pemerintah sudah mencanangkan di 2018 tidak ada penyesuaian BBM dan listrik. Jadi, kemungkinan inflasi akan terjaga," ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk