JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 hanya mencapai 4,87 persen, meskipun ada momen Hari Raya Idul Fitri 1446 H.
Amalia menjelaskan, terdapat perbedaan signifikan yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 dan kuartal I 2025.
"Pada triwulan I 2024, di samping ada momen Ramadhan, jadi momen Ramadhan itu jatuh juga pada saat triwulan I 2024, sama halnya dengan triwulan I 2025 yang ada momen Ramadhan. Bedanya adalah pada saat triwulan I 2024 itu belum ada lebaran, tapi ada pemilu di triwulan I 2024," kata Amalia dalam Rilis Berita Resmi Statistik BPS di Jakarta, Senin (5/5/2025).
Pertamina Tetapkan Harga Baru BBM per 1 November, Intip Rinciannya
Amalia menyoroti besarnya pengeluaran pemerintah terkait Pemilu pada kuartal I 2024 dibandingkan dengan kuartal I 2025 yang tidak terdapat agenda Pemilu.
"Dimana pada saat pemilu tentunya pengeluaran pemerintah untuk persiapan dan pelaksanaan pemilu itu sangat relatif besar dibandingkan dengan yang tidak ada pemilu sama sekali di tahun 2025 ini," katanya.
Faktor kedua yang membedakan adalah waktu perayaan Idul Fitri pada kuartal I 2025 jatuh di tanggal 31 Maret 2025, sementara libur panjang jatuh pada April, di mana bulan April masuk pada kuartal II 2025.
Hal ini menyebabkan sebagian besar dampak ekonomi dari libur panjang Idul Fitri tidak tercatat dalam kinerja kuartal I 2025.
"Sehingga momen hari pertama Idul Fitrinya jatuh di triwulan I, tetapi H+2, H+3 dan liburan selanjutnya itu tidak terekam dalam momen Idul Fitri, maaf tidak terekam dalam triwulan I 2025, yang libur panjangnya itu nanti terekam di triwulan II 2025," ucapnya.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku