JAKARTA, iNews.id - Jepang kini tak lagi menjadikan Indonesia sebagai destinasi utama investasi. Negara Sakura mengerahkan investasi ke negara-negara lain seperti Vietnam, India, dan China.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku tengah mendesain agar semua perizinan bisa diselesaikan di BKPM.
DPR Beberkan Masalah Industri Pupuk di Tanah Air Sulit Berkembang
"Investor tidak perlu lagi mondar-mandir kemana-mana. Jangan di-pingpong sana sini. Kita juga akan dampingi dan tenteng satu demi satu investor. Kita siapkan satgas (satuan tugas)," kata Bahlil melalui keterangan tertulis, Selasa (12/11/2019).
Pernyataan itu disampaikan Bahlil usai menerima kunjungan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii. Bahlil berharap Jepang bisa terus meningkatkan investasinya di Indonesia, terutama yang berorientasi ekspor.
"Kami menyambut baik harapan Kepala BKPM yang baru. Kami optimistis kerja sama investasi dan ekspor dengan Indonesia semakin meningkat ke depan," kata Masafumi.
Dia mengungkapkan investor Jepang awalnya menjadikan Indonesia sebagai destinasi utama investasi. Namun, Indonesia digeser beberapa negara lain seperti Vietnam. Kondisi itu terjadi lantaran banyak investor Jepang yang terkendala masalah regulasi, izin, dan perpajakan.
Berdasarkan data BKPM, Jepang merupakan investor terbesar kedua di Indonesia setelah Singapura. Investasi dari Jepang dalam sepuluh tahun terakhir mencapai 31 miliar dolar AS.
Sepanjang Januari-September 2019, investasi Jepang di Indonesia didominasi sektor migas dan ketenagalistrikan (58,1 persen), diikuti sektor otomotif dan transportasi (13,7 persen), perumahan, kawasan industri, dan perkantoran (12,6 persen), industri karet dan plastik (2,5 persen), dan lain-lain (10,1 persen).
Editor: Rahmat Fiansyah
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku