Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mentan Amran Copot Pejabat Kementan gegara Sewakan Lahan Negara
Advertisement . Scroll to see content

Kementan Terus Upayakan agar Harga Jagung Tetap Stabil

Kamis, 28 Februari 2019 - 07:33:00 WIB
Kementan Terus Upayakan agar Harga Jagung Tetap Stabil
Harga jagung di tingkat petani turun. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

BANYUWANGI, iNews.id - Harga jagung di tengah panen raya memang tengah meluncur turun. Sebenarnya ada upaya yang bisa dilakukan untuk stabilisasi harga di tingkat petani. Seminggu terakhir ini harga jagung di Banyuwangi anjlok, kisaran Rp3.200-Rp 3.300 per kilogramnya. Hitung-hitungannya sudah tidak untung bagi petani sebab biaya operasional jagung makin lama makin tinggi.

Direktur Irigasi Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Rahmanto menuturkan, harga turun karena produksi tengah naik dan petani tidak bisa menyimpan lama. Pedagang juga ada keterbatasan untuk menyimpan juga sehingga belinya terbatas atau bahkan menyewa gudang sehingga menambah biaya produksi.

Karena itu, pemerintah terus mengupayakan berbagai cara mengenai permasalahan harga supaya tidak anjlok dan petani aman. "Keluhan-keluhan dari para petani akan kami respon dan kami bicarakan terus di tingkat pusat supaya harga ini bisa menguntungkan dan ada semangat dari petani untuk tetap berbudidaya jagung," tutur Rahmanto, dalam keterangannya, Kamis (28/2/2019).

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan tunda jual yaitu produksi jagung tidak langsung dijual tapi disimpan. Karena itu, dinas pertanian diusulkan ada program untuk menjaga produksi dan stabilitas harga. "Bisa kita buatkan gudang gudang penyimpanan dan pengolahan kita bantu mesin pengering dan mesin pemipil," kata Rahmanto.

Diakuinya, upaya jangka pendek yang tengah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melibatkan Bulog dalam penyerapan jagung. Meskipun langkah tersebut belum bisa dilakukan sepenuhnya karena gudang Bulog sudah penuh dengan penyerapan padi dari petani. "Masih diproses untuk aksi cepat tanggap untuk hal tersebut," tutur Rahmanto.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut