Kenaikan Harga Pangan Picu Inflasi, Apa Jurus Pemerintah?
JAKARTA, iNews.id – Pemerintah terus menjaga harga pangan yang bergejolak (volatile food) yang memengaruhi inflasi terutama di dua bulan pertama tahun ini.
"Sumber inflasi bisa administered prices dan pangan. Kalau administered prices, kuartal I tidak ada perubahan. Soal pangan, terutama beras, sedang meningkat harganya," kata Darmin ketika ditemui di kompleks Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (5/1/2017).
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) tersebut mengatakan, pemerintah ingin mengetahui berapa jumlah panen yang terjadi pada Januari dan Februari 2018.
"Kelihatannya tanaman di lapangan ada, tetapi belum saatnya panen. Kami memastikan berapa panen di Januari dan Februari. Kalau di Maret sudah pasti banyak karena terjadi penen raya," ucap Darmin.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, stok beras Bulog di awal 2018 mencapai hampir 958 juta ton.
Ia memperkirakan stok beras Bulog tersebut cukup untuk menutup kebutuhan rastra atau bantuan sosial selama empat bulan lebih.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo sebelumnya menuturkan, tantangan inflasi tahun ini akan sedikit lebih berat dibandingkan di 2017. Hal tersebut tidak terlepas dari harga harga minyak yang terus naik dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan, saat ini menembus 60 dolar AS per barel.
“Saya rasa yang harus diwaspadai yaitu volatile food dan harga minyak. Tapi 2018, saya lihat akan masih dalam sasaran,” kata Agus Marto.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, BI bersama pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati asumsi harga minyak dunia tahun ini sebesar 48 dolar AS per barel. Meski harga minyak saat ini naik, Agus Marto memperkirakan rata-rata harga minyak tahun ini tidak akan menembus 60 dolar AS per barel.
Mantan Menteri Keuangan itu mengatakan, risiko kenaikan harga minyak terhadap inflasi relatif berkurang setelah pemerintah memutuskan harga bahan bakar minyak (BBM) dan listrik tetap, setidaknya hingga tiga bulan pertama tahun ini.
“Nah, saya sudah melihat bahwa pemerintah tidak ada rencana perubahan harga BBM pada tahun ini. Dan itu sudah merupakan suatu kebijakan sehingga risiko itu lebih terkendali. Tetapi, risiko harga minyak dunia itu ada,” kata Agus Marto.
Editor: Ranto Rajagukguk