KSP: Indonesia Mampu Kendalikan Inflasi Pangan di Tengah Gejolak Harga
Lebih lanjut dia menjelaskan, bersinergi dengan pemerintah daerah, Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) pun digalakkan untuk mempercepat stabilisasi harga pangan di daerah, serta mendorong mobilisasi dan fasilitasi distribusi penyaluran pasokan dari daerah surplus ke daerah defisit.
Edy menambahkan, kendati inflasi pangan konsisten menurun, beberapa komoditas pangan seperti beras dan telur ayam masih terpantau naik harganya. Karena itu, pemerintah tidak akan lengah untuk terus menjaga kestabilan harga.
"Meskipun inflasi relatif terkendali, pemerintah terus melakukan pemantauan harga khususnya harga pangan strategis untuk mewujudkan ketersediaan pasokan pangan, yang didukung keseimbangan antara kestabilan harga bagi konsumen serta insentif yang cukup bagi produsen," tuturnya.
Berdasarkan data BPS, tingkat inflasi nasional pada November 2022 tercatat sebesar 0,09 persen dan seluruh komponen inflasi tercatat mengalami penurunan. Inflasi inti sedikit melandai ke 3,3 persen dan inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) menurun ke 5,7 persen dari bulan sebelumnya 7,19 persen.
Sementara itu, inflasi harga diatur pemerintah (administered price) masih relatif tinggi di 13,01 persen, tetapi angka tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya 13,28 persen. Namun demikian, secara tahunan tekanan inflasi melandai ke 5,42 persen (year on year/yoy) dibanding bulan sebelumnya sebesar 5,71 persen (yoy).
Indonesia pun mencatatkan tingkat inflasi yang lebih baik dibanding negara-negara dunia lainnya, seperti Thailand 6 persen, Brasil 6,5 persen, Singapura 6,7 persen, India 6,8 persen, Afrika Selatan 7,6 persen, dan Filipina 7,7 persen.
Editor: Jujuk Ernawati