Kualitas Sistem Jaminan Pensiun Indonesia Kalah dari Malaysia dan Singapura
JAKARTA, iNews.id - Sistem jaminan pensiun di Indonesia berada di rangking menengah untuk kawasan Asia Tenggara. Sistemnya masih kalah bila dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura.
Dalam riset Melbourne Mercer Global Pension Index (MMGPI), skor sistem jaminan pensiun Indonesia sebesar 52,5 atau masuk dalam kategori (grade) C. Singapura menduduki posisi teratas dengan skor 70,8 disusul Malaysia dengan skor 60,6.
Wealth Leader Mercer, Jovita Sadrach mengatakan, meski di bawah Singapura dan Malaysia, sistem jaminan pensiun RI masih lebih baik dibandingkan Filipina (43,7) dan Thailand (39,4).
"Jadi secara umum di ASEAN, kita masih ada di tengah-tengah lah, yang bagus ada beberapa. Singapura dan Malaysia lebih tinggi dari kita, sementara negara tetangga lainnya Filipina dan Thailand masih ada di bawah kita," ujarnya di Jakarta, Senin (21/10/2019).
Secara global, kata dia, Belanda meraih skor tertinggi 81. Secara konsisten, negara ini selalu berada di peringkat pertama atau kedua dalam sepuluh tahun terakhir. Sedangkan Thailand memiliki skor indeks terendah dari seluruh negara yang disurvei.
Menurut Jovita, sistem jaminan pensiun Indonesia mempunyai sejumlah fitur yang bagus, namun tetap ada kekurangan yang perlu dibenahi. Indonesia berada di grade yang sama dengan beberapa negara maju seperti Spanyol, Austria, dan Italia.
President Director Mercer Bill Johnston mengatakan, Indonesia meraih grade C tahun ini, sehingga ada beberapa pekerjaan rumah untuk memperbaiki sistem jaminan pensiun Indonesia.
Dia mengusulkan beberapa hal. Misalnya, memberi tunjangan minimum untuk penduduk lanjut usia dengam ekonomi rendah, menaikkan iuran program jaminan pensiun, memperbaiki aturan sistem jaminan pensiun swasta, memperbaiki komunikasi kepada anggota program pensiun, dan menaikkan batas usia pensiun sesuai dengan peningkatan usia harapan hidup
"Karyawan harus meningkatkan literasi keuangan untuk mengelola keuangan mereka, termasuk rencana pensiun. Sangat penting juga bagi perusahaan untuk mendorong partisipasi karyawan di program pensiun," ucapnya.
Penelitian ini dilakukan di 37 negara yang merepresentasikan 65 persen populasi dunia. Indeks menggunakan rata-rata dari sub-indeks kecukupan, keberlanjutan, dan integritas untuk mengukur sistem pensiun terhadap lebih dari 40 indikator.
Indeks tahun 2019 mengambil pendekatan baru untuk menghitung uang penggantian bersih, yaitu jumlah uang pensiun yang dibayarkan untuk menggantikan gaji karyawan.
Editor: Rahmat Fiansyah