Manfaatkan Perang Dagang, Vietnam hingga Thailand Kalahkan RI soal Persiapan
JAKARTA, iNews.id - Perang dagang diprediksi masih berlangsung hingga tahun depan. Namun, hingga kini Indonesia masih belum menangkap peluang dari relokasi pabrik China maupun Amerika Serikat (AS), berbeda dengan Vietnam yang berhasil menjadi destinasi utama investor.
Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan, Indonesia ke depan tidak akan bisa menyalip keberhasilan negara Asia lainnya. Pasalnya, sejak awal Indonesia sudah kalah dari segi persiapannya.
"Belum bisa (menyusul ke depannya), masih akan kalah dengan Vietnam dan Thailand," ujarnya kepada iNews.id, Minggu (21/7/2019).
Menurut dia, Vietnam berhasil menjadi tujuan investor karena telah mempersiapkan infrastruktur, kebijakan, hingga menjadi bagian dari rantai pasok global. Sementara Indonesia baru memulai persiapan saat perang dagang sudah terjadi.
"Jadi yang bisa memanfaatkan kalau di Asia adalah Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina. Sementara kalau di Asia Timur ada Taiwan. Itu adalah negara-negara yang bisa memanfaatkan relokasi industri dari China, bahkan AS sendiri," ucapnya.
Kendati demikian, menurutnya, Indonesia belum terlambat untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara tersebut. Meskipun Indonesia membutuhkan waktu dan effort yang lebih untuk menyamakan langkah dengan yang lainnya.
"Ini bukan masalah soal keinginan, ini masalah kesiapan dan butuh waktu. Kita jelas dari sisi kegiatan industri dan kebijakan itu masih jarang mendukung. Adapun yang masih bisa disesuaikan adalah sisi kebijakan yang jauh lebih ramah kepada pasar tapi dari segi industri secara keseluruhan dan daya saing kita masih tertinggal," tutur dia.
Sejak Mei 2019, lebih dari 50 perusahaan multinasional mengumumkan rencananya untuk merelokasi pabriknya dari China seperti Apple, Dell, dan Nintendo. Vietnam menjadi lokasi baru pabrik mereka.
Brooks Running, perusahaan sepatu asal AS, menyatakan sebagian besar produksinya akan dipindah ke Vietnam pada akhir tahun ini. Pemindahan itu menciptakan sekitar 8.000 lapangan kerja di Vietnam.
Saat ini, banyak orang percaya bahwa pemenang perang dagang bukan China atau AS, melainkan Vietnam.
Editor: Ranto Rajagukguk