Mendag Sebut Kapasitas Gudang Bulog 4 Juta Ton, Sebagian Dikomersilkan
JAKARTA, iNews.id - Polemik beras impor kembali berlanjut. Kali ini, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita merespons pernyataan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso soal urusan sewa gudang.
Enggar mengatakan, kapasitas gudang Bulog untuk menampung beras mencapai 4 juta ton. Sebagian gudang itu, kata dia, dikomersilkan karena stok beras tak pernah menyentuh angka itu.
"Kita tahu semua itu, di situ bagaimana kebutuhan, pengendalian itu urusan korporasi, bukan urusan kementerian, itu ada bagian-bagiannya," katanya di Jakarta, Rabu (19/9/2018).
Lagipula, kata Enggar, impor beras bukan keputusannya, melainkan hasil rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang dipimpin Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution. Di situ ada pula Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Dirut Bulog yang saat itu dijabat oleh Djarot Kusumayakti. Dengan begitu, keluhan soal beras impor yang tak mampu ditampung tak relevan dikaitkan Kementerian Perdagangan.
"Kan sesuai dengan permintaan, siapa yang meminta, rakor yang meminta,"kata Enggar.
Rakortas tersebut menugaskan Bulog sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan untuk mengimpor beras tambahan sebanyak 2 juta ton. Impor itu dilakukan secara bertahap masing-masing 1 juta ton, 500 ribu ton, dan 500 ribu ton. Keputusan impor diambil karena kemampuan produksinya berkurang.
"Bulog impor dengan tender terbuka, international tender. Semua bisa lihat. Itu wilayahnya Bulog. Itu nanti jadi cadangan beras pemerintah yang kemudian menugaskan Bulog untuk melakukan penetrasi ke pasar," ucapnya.
Enggar juga menyebut, penyerapan yang dilakukan Bulog untuk beras dalam negeri juga belum maksimal. Dari 2,2 juta, serapan dalam negeri hanya 819 ribu ton.
Editor: Rahmat Fiansyah