Menko Airlangga: SDM Kunci Transformasi Ekonomi
JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pembangunan daya saing sumber daya manusia (SDM) adalah kunci bagi kemajuan bangsa Indonesia di masa depan karena persaingan di masa depan makin ketat. SDM, kata dia, juga merupakan kunci dalam transformasi ekonomi.
Namun, pandemi Covid-19 tidak hanya menghadirkan masalah kesehatan, tetapi juga menciptakan tantangan baru pada sektor sosial dan ekonomi di banyak negara, termasuk di sektor pendidikan dan pengembangan SDM. Menurutnya, dengan strategi penanganan Covid-19, kolaborasi seluruh pihak, dan penurunan jumlah kasus aktif Covid-19, semangat pembangunan SDM dan sektor pendidikan kembali bangkit seiring dengan telah dimulainya kembali pembelajaran tatap muka secara terbatas di sejumlah daerah.
“Semangat ini perlu terus dijaga, mengingat sumber daya manusia juga merupakan faktor kunci dalam transformasi ekonomi,” kata dia dalam keterangannya, Minggu (10/10/2021).
Dia menuturkan, transformasi ekonomi mengubah berbagai struktur perekonomian agar menjadi lebih produktif dan keluar dari middle income trap. Hal itu, kata dia, membutuhkan kualitas SDM andal, yakni SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta daya saing yang tinggi dalam persaingan global.
Perguruan tinggi, dia menuturkan, harus tampil sebagai garda terdepan dalam mencetak SDM yang unggul dan kompetitif di masa mendatang. Salah satunya, meningkatkan kualitas SDM perguruan tinggi, dan menyiapkan diri agar mampu beradaptasi untuk mencapai keberhasilan dalam membangun bangsa.
“Di sinilah dibutuhkan doktor-doktor di Indonesia yang andal dan berpengalaman untuk siap berkontribusi menjadi periset, pengajar, manajer, pembaharu, atau pun pemimpin yang mengantarkan bangsa ini mewujudkan visi tersebut," ujar Airlangga.
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dari 8,4 juta mahasiswa baru yang terdaftar di Indonesia pada 2020, hanya 0,5 persen yang merupakan mahasiswa doktoral atau sekitar 44.000 orang. Secara global di seluruh dunia, rata-rata hanya 1,1 persen dari orang berusia 25-64 tahun yang bergelar PhD atau doktor.
Menurut LPDP, dari setiap 1 juta penduduk di Indonesia, hanya terdapat sebanyak 143 doktor. Perbandingan tersebut sangat jauh dengan negara-negara seperti Malaysia yang rasionya 509 doktor dari setiap 1 juta penduduk, India sebanyak 1.410 doktor dalam setiap 1 juta penduduk, dan Jepang dengan 6.438 doktor pada rasio 1 juta penduduknya.
Airlangga meyakini, dengan penguatan sinergi dan koordinasi antara pemerintah dengan seluruh stakeholders, termasuk dengan para doktor dan akademisi dapat meningkatkan resiliensi ekonomi Indonesia selama masa pandemi sekaligus mempercepat momentum pemulihan ekonomi saat ini dan di tahun mendatang.
Editor: Jujuk Ernawati