Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Usai Uji Coba, LRT Jabodebek Resmi Tambah Jumlah Perjalanan Jadi 430 per Hari
Advertisement . Scroll to see content

Pemkot Bogor Kaji Plus Minus Trem dan Monorel Sebagai Moda Penghubung LRT

Sabtu, 25 Mei 2019 - 10:01:00 WIB
Pemkot Bogor Kaji Plus Minus Trem dan Monorel Sebagai Moda Penghubung LRT
Suasana kemacetan di Kota Bogor. (Foto: Koran Sindo)
Advertisement . Scroll to see content

Terkait dengan pembangunan jalur trem, kata dia, rencananya dimulai dari Terminal Baranangsiang, Tugu Kujang, Jalan Paledang, menyambung ke Taman Topi, lalu ke Jalan Pajajaran, dan masuk kembali ke Baranangsiang.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Rakhmawati mengatakan, konsep LRT di Kota Bogor yang terintegrasi akan segera masuk ke Kota Bogor.

”Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No 49/ 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden No 98/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan LRT terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, sudah ada,” katanya.

Oleh karena itu, Pemkot Bogor perlu mengkaji lebih dulu sistem penataan transportasi di Kota Bogor ini. Pemerintah harus mempersiapkan sarana dan prasarana penunjang jika LRT sudah masuk ke Kota Bogor.

Pihaknya tak ingin ketika LRT telah masuk ke Kota Bogor tersebut, pemerintah daerah belum mempersiapkan moda transportasi apa yang akan digunakan nantinya agar terintegrasi dengan LRT.

Sementara itu, Ketua Komisi III Bidang Infrastruktur dan Transportasi DPRD Kota Bogor Sandy Pratama menjelaskan, itu baru sebatas wacana karena kaitannya dengan multitransportasi.

”Ini leading sector- nya ada di Bappeda sehingga harus ada kajian dulu, dibuat dulu detail engineering design (DED), dan koordinasi lebih mendalam dengan berbagai instansi,” ujarnya.

Selama ini, kata dia, belum ada pembahasan serius antara Pemkot dengan DPRD Kota Bogor terkait rencana penyelenggaraan transportasi massal, baik itu trem maupun LRT.

”Selama ini hanya sebatas hearing, yang mengusulkan terkait bagaimana ya jika di Kota Bogor ada trem, kemudian LRT. Yang jelas bagi kita, kalau investasi besar, jangan sampai merugi. Seperti sebelumnya dalam menyelenggarakan transportasi massal melalui pendirian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),” katanya.

Pihaknya mengaku sepanjang ide itu realistis dan tepat sasaran dalam penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk pembangunan dan penyelenggaraan transportasi publik di Kota Bogor, pasti mendukung. (Haryudi)

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut