Pendapatan Pajak Sepanjang 2023 Lampaui Target, Terkumpul Rp1.869 Triliun
JAKARTA, iNews.id - Penerimaan pajak sepanjang 2023 melampaui target APBN. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pajak yang terkumpul mencapai Rp1.869,2 triliun atau 108,8 persen dari target Rp1.718,03 triliun.
"Kita lihat bagaimana pendapatan negara yang drop ke Rp1.647 triliun (2020), pajak hanya Rp1.072 triliun, 2022 lalu Rp1.716 triliun dan tahun ini kita tutup dengan Rp1.869,2 triliun," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Kinerja dan Realisasi APBN di Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Adapun penerimaan pajak sempat turun ke Rp1.072 triliun kemudian merambat naik Rp1.869,2 triliun. Kenaikan dari 2019 ke 2023 ini merupakan peningkatan yang tidak mudah dipertahankan.
"Karena 2021-2022 itu naiknya sangat tinggi diatas 30 persen, jadi kalau tahun ini bisa tumbuh 8,9 persen untuk penerimaan pajak ini adalah sebuah upaya yang luar biasa dari temen-temen pajak meski harus memperbaiki terus tapi ini effort yang luar biasa," tutur dia.
Sepanjang tahun 2023 penerimaan pajak mencapai Rp1.869,2 triliun atau 108,8 persen dari target APBN 2023 dan 102,8 persen dari Perpres 75/2023. Angka tersebut tumbuh 8,9 persen secara tahunan (yoy).
“Ini di atas target APBN awal, target APBN waktu itu sudah direvisi keatas di Perpres 75/2023 masih tembus juga,” ucap dia.
Adapun penerimaan perpajak, berasal dari PPh Non Migas sebesar Rp993,0 triliun, naik 7,9 persen atau mencapai 101,5 persen dari target APBN, PPN dan PPnBM sebesar Rp764,3 triliun atau naik 11,2 persen atau 104,6 persen dari target APBN.
Kemudian, PBB dan pajak lainnya sebesar Rp43,1 triliun, naik 39,2 persen atau 114,4 persen dari target APBN dan PPh Migas sebesar Rp68,8 triliun, turun -11,6 persen atau 96 persen dari target APBN.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan, mayoritas jenis pajak tumbuh secara positif. Secara rinci, PPh 21 tumbuh 15,5 persen, PPh OP tumbuh 6 persen dan PPh Badan tumbuh 20,3 persen, PPh 26 tumbuh 15,7 persen, PPN DN tumbuh 22,1 persen.
Sedangkan, terjadi kontraksi pada PPh 22 impor sebesar -6,3 persen, PPh Final terkontraksi -24,6 persen, dan PPN Impor sebesar -5,5 persen
Editor: Puti Aini Yasmin