Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BI Dinilai Perlu Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Ini Alasannya
Advertisement . Scroll to see content

Perang Rusia-Ukraina Pecah, Waspada Inflasi Indonesia Bakal Melambung

Kamis, 24 Februari 2022 - 17:15:00 WIB
 Perang Rusia-Ukraina Pecah, Waspada Inflasi Indonesia Bakal Melambung
Ilustrasi inflasi. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Perang Rusia-Ukraina yang pecah pada hari ini, Kamis (24/2/2022), diprediksi akan membuat inflasi Indonesia melambung. Hal itu, terutama dipicu kenaikan harga komoditas energi dan sumber daya mineral di pasar global. 

Menurut Equity And Financial Advisor sekaligus Direktur Utama PT UOB Kay Hian Sekuritas, Agoes Halim, dampak invasi Rusia ke Ukraina akan membuat pasar komoditas energi dan sumber daya mineral dunia bergejolak. 

Hal itu, lanjutnya, disebabkan Rusia menjadi produsen minyak, gas, dan nikel yang memberikan suplai kepada Eropa. Dengan melakukan invasi ke Rusia, pasokan komoditas tersebut akan terhambat. 

"Otomatis dengan perang yang pecah seperti sekarang ini, pasokan komoditas dari Rusia akan terhambat. belum lagi kalau negara-negara Eropa yang tergabung dalam NATO bersama Amefrika Serikat menjatuhkan embargo atau sanksi ekonomi terhadap Rusia," ujar Agoes di Jakarta, Kamis(24/2/2022). 

Saat ini, harga komoditas energi dan sumber daya mineral, seperti minyak mentah, CPO, dan komoditas mineral seperti nikel dan batu bara sudah melonjak. Harganya diperkirakan akan semakin melambung seiring pecahnya perang rusia-Ukraina. Hal ini akan membuat permintaan dunia tinggi, sementara pasokan berkurang, sehingga inflasi akan meningkat, termasuk di Indonesia. 

Agoes mencontohkan, pada awal tahun ini, Indonesia sudah mengalami dampak dari kenaikan harga komoditas energi, seperti minyak dan gas LPG. Hal itu berimbas juga pada harga komoditas turunan, seperti batu bara dan CPO. 

Kenaikan harga minyak, gas, CPO dan batu bara, membuat pemerintah harus mengucurkan anggaran untuk subsidi, sekaligus untuk mengendalikan inflasi. 

"Kalau saya lihat dampak ke ekonomi Indonesia lebih ke inflasi yang akan melambung. Jadi sebenarnya kuncinya bagaimana negara kita mengontrol inflasi," kata Agoes. 

Apalagi kenaikan harga komoditas energi perlahan berimbas ke komoditas pangan, seperti kacang kedelai yang membuat harga jual tempe tahu di pasar melonjak. 

Dia berharap, pemerintah dapat mengontrol kenaikan harga komoditas, sehingga dapat meredam kenaikan inflasi. Mau tidak mau pemerintah menaikan suku bunga, dan pasti banyak masyarakat yang beralih menggunakan investasi di dolar Amerika Serikat, emas dan aset, walaupun ada investasi baru kali ini yaitu kripto.

"Hanya dibandingkan sama kripto dimana Ukraina ini mempunyai hak besar, kalau perang pasti kripto akan terkoreksi turun. Pasti yang akan aman untuk investasi akan naik ini emas dan dolar AS karena di dukung The Fed menaikan suku bunga,"tutur Agoes.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut