Permintaan Cenderung Datar Selama Pemilu, Industri Ogah Berekspansi
JAKARTA, iNews.id - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia saat ini melihat adanya deindustrialisasi di Indonesia. Pasalnya, pertumbuhan industri manufaktur terus menurun di mana pada 2014 mendekati 30 persen sedangkan tahun ini hanya 19-20 persen.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, deindustrialisasi tersebut membuat para pelaku usaha wait and see hingga diumumkannya hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Pasalnya, permintaan sangat datar selama masa penghitungan suara sehingga tidak bisa melakukan ekspansi usaha.
"Melihat momentum ini tentunya bidang usaha wait dan see. Sebetulnya tidak wait and see sih karena demand-nya flat kita tidak bisa ekspansi," ujarnya dalam sebuah diskusi di Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Permintaan pasar yang flat disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun karena selama masa Pemilu masyarakat malah menahan belanja. Hal ini terutama terjadi pada masyarakat kelompok menengah ke atas.
"Terutama middle up beneran stagnan tapi di bawah Rp500 juta sampai Rp1 miliar masih baik dan bagus. Ada sisi positifnya contoh industri teksil, ekspor mereka meningkat 20 persen karena perang tarif karena ada harga kompetitif, perusahaan bank," ucapnya.